Pakar Sebut Tak Lazim Pesawat China Jatuh Menukik Sebelum Hancur

Pakar Sebut Tak Lazim Pesawat China Jatuh Menukik Sebelum Hancur

Ilustrasi pesawat China Eastern Airlines. (istockphoto/Boarding1Now).

Jakarta, Batamnews - Pesawat Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines jatuh di wilayah pegunungan Guangxi, China pada Senin (21/3) waktu setempat dengan kondisi menukik dari ketinggian 29 ribu kaki. Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai cara jatuh pesawat itu tak lazim terjadi.

"Yang jelas pesawat itukan dalam kondisi ketinggian jelajah 29 ribu kaki secara mendadak menukik, nah itu bukan sesuatu yang lazim," ujar Alvin yang pernah menjadi pakar untuk Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) itu kepada CNN Indonesia, Rabu (23/3/2022) pagi.

Baca juga: China Mau Bikin Pesawat Supersonik, Beijing-New York Cuma 1 Jam

Ia tak banyak berkomentar ihwal penyebab jatuhnya pesawat Eastern Airlines lantaran hingga kini belum ditemukan black box.

Alvin mengatakan dalam statistik kecelakaan pesawat selama 20 tahun terakhir, kecelakaan pesawat banyak terjadi pada fase pendaratan yaitu sebanyak 58 persen. Sedangkan pada saat fase jelajah hanya 7 persen.

"Jadi ini sesuatu yang luar biasa ketika ketinggian jelajah stabil 29 ribu kaki mendadak menukik," pungkasnya.

Pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soejatman yang dihubungi terpisah menjelaskan peristiwa jatuhnya pesawat dengan cara menukik pada fase jelajah bukan kali pertama terjadi.

Ia mengungkap maskapai Adam Air jenis Boeing 737-400 pernah jatuh menukik pada 2007 dari ketinggian 35.000 kaki.

"Itu Adam Air juga begitu, karena disorientasi kru, dan jatuhnya lebih cepat dari pada kasus ini," ujar Gerry kepada China Eastern Airlines lewat sambungan telepon, Rabu (23/3).

Dikutip dari Harian Kompas, pesawat 737-400 milik Adam Air jatuh setelah 1 jam 7 menit terbang. Pesawat putus kontak dengan radar Air Traffic Centre (ATC) Bandara Makassar, Sulawesi Selatan.

Pesawat itu diketahui membawa 96 penumpang dan 6 orang awak pesawat yang dinyatakan meninggal dunia.

Alvin menjelaskan sederet kemungkinan penyebab pesawat bisa jatuh menukik. Pertama, kata dia, ada masalah horizontal elevator atau sirip horizontal di bagian ekor.

"Itu fungsinya untuk mengendalikan pesawat itu mendongak atau menukik. Kalau itunya bermasalah maka pesawat itu bisa mendongak atau menukik, akhirnya stall juga," katanya.

Baca juga: AS Ingatkan China soal Konsekuensi Jika Dukung Invasi Rusia

Sebagai informasi, stall merupakan istilah yang sering dipakai di dunia penerbangan. Ini adalah peristiwa berkurang atau hilangnya koefisien angkat dari pesawat.

Namun begitu menurut Alvin jika melihat kondisi statistik pesawat Eastern Airlines ini tidak ada posisi mendongak maupun stall. Tetapi pesawat langsung menukik tajam ke darat.

Kemungkinan penyebab kedua dikatakan patahnya sayap pesawat. Alvin mengatakan jika sayap patah bisa dipastikan pesawat itu jatuh begitu saja.

 

Namun kalau melihat grafik ketinggian pesawat Eastern Airlines ini sempat menukik ke bawah namun pulih sebentar, hingga akhirnya menukik kembali.

"Jadi kemungkinan daya patah itu juga hampir tidak ada," pungkasnya.

Ketiga, kemungkinan tindakan manusia yang mengendalikan pesawat tersebut baik disengaja atau tidak sengaja.

Namun ia mengatakan biasanya kecelakaan itu tidak disebabkan satu faktor tunggal saja, melainkan beberapa faktor yang terakumulasi kemudian terjadilah kecelakaan.

Kemudian Alvin menjelaskan apabila mesin pesawat tiba-tiba mati, pesawat masih bisa diselamatkan untuk melakukan pendaratan darurat karena pesawat masih bisa melayang.

"Pesawat didesain dan pilot dilatih untuk mengatasi pesawat mesinnya mati, pesawat masih bisa melayang," tutup Alvin.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews