Andrinof Chaniago Pernah Dipalak, Dispar Kota Padang Gelar Sayembara Foto Premanisme

Andrinof Chaniago Pernah Dipalak, Dispar Kota Padang Gelar Sayembara Foto Premanisme

Salah satu objek wisata di Kota Padang. (Foto: google)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Aksi premanisme di objek wisata Kota Padang, Sumatera Barat, sudah tak asing lagi didengar para wisatawan. Hampir di setiap sudut para preman tukang palak dengan mudah dijumpai.

Aksi ini jarang sekali mendapat perhatian pemerintah setempat. Seolah sudah menyatu dengan masyarakat dan tak menjadi perhatian serius pihak terkait.

Tak heran, citra objek wisata di Kota Padang, sudah sangat buruk di mata para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bahkan sekelas mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional BPPN Andrinof Chaniago juga pernah menjadi korban.

Mendengar cerita ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Padang, Medi Iswandi, seolah tak percaya. 

Pejabat yang baru dua bulan menjabat itu bahkan sudah menyiapkan lomba foto bertemakan aksi premanisme tersebut. “Hadiahnya jutaan rupiah,” ujar Medi.


Medi mengatakan, selama ini banyak keluhan-keluhan tentang kondisi objek wisata di Kota Padang, mulai dari pemalakan parkir hingga pembayaran yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

“Nantinya bekerjasama dengan pihak kepolisian," ujar Medi Iswandi. 

Dengan adanya foto pemalakan, katanya, bukti pembicaraan negatif tentang objek wisata di Kota Padang selama ini bisa terlihat jelas.

"Jujur saja saya selama ini hanya membaca di media sosial dan media massa saja tentang pemalak di objek wisata. Untuk itu kami menantang siapapun yang bisa membuktikan pemalak tersebut akan diberikan hadiah," kata Medi.

Ia menambahkan, mekanisme foto pemalakan ini nantinya akan membuktikan, masyarakat mana saja yang tidak bisa diajak bekerja sama dalam memajukan objek wisata.

"Pemalakan sudah masuk ke kasus hukum, nanti pelaku pemalakan itu akan jadi Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh pihak kepolisian," ungkap dia seperti dikutip minangkabaunews.

Kemudian selain bukti pemalakan melalui foto, Medi Iswandi juga menerima pengaduan pemalakan melalui video. 

"Video dan foto tersebut silahkan beritahukan ke Kantor Disbudpar. Dengan adanya foto dan video pemalakan ini, kita berharap objek wisata kita bisa bebas dari pemalakan," ujar Medi.

 

[snw]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews