Sri Mulyani Was-was, RI Bisa Kena 'Hantam' Perang Dunia 3?

Sri Mulyani Was-was, RI Bisa Kena

Menkeu RI, Sri Mulyani. (Foto: ist)

Jakarta, Batamnews - Kondisi geopolitik dunia memanas. Salah satunya merupakan konflik antara Rusia dan Ukraina yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Jika benar kedua negara melakukan perang, dampaknya pun juga memiliki efek besar kepada Indonesia. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa konflik Rusia-Ukraina akan memberikan pengaruh terhadap prospek pertumbuhan ekonomi seluruh negara.

Baca juga: Omicron Katanya Lebih Jinak, Sri Mulyani: Tak Boleh Takabur!

Konflik antara Rusia-Ukraina sendiri sempat menjadi salah satu topik pembahasan dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 kemarin, Jumat (19/2/2022).

"Risiko geopolitik akan mempengaruhi perekonomian, keuangan, dan tentu akan mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi seluruh dunia," kata Sri Mulyani.

Negara-negara G20, kata Sri Mulyani, akan berupaya mengantisipasi dampak dari memanasnya situasi Rusia dan Ukraina agar proses pemulihan ekonomi berjalan sesuai dengan agenda kesepakatan bersama.

"Ada faktor yang perlu diperhatikan agar pemulihan bisa berjalan baik, termasuk faktor geopolitik," tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani pada awal Februari lalu juga mengemukakan hal yang sama. Menurutnya, jika Perang Dunia 3 benar terjadi dan menyeret AS serta Eropa, ini akan memicu ketidakstabilan di pasar global. Indeks saham utama Rusia jatuh dan bank sentral bisa menghentikan pembelian mata uang asing setelah Rubel merosot.

Bila kondisi ini tidak terkendali, maka hal itu akan mempengaruhi harga komoditas, khususnya energi. Indonesia sebagai pengimpor bahan bakar minyak (BBM) akan terkena imbas cukup berat dari sisi APBN maupun inflasi.

Baca juga: Sri Mulyani Khawatir Banyak Orang Kesepian di 2045, Kok Bisa?

"Itu pengaruhi dampak ke komoditas energi baik gas dan minyak," ujar Sri Mulyani pada awal Februari lalu.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) meyakini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan untuk menginvasi Ukraina.

Rusia diyakini akan menyerang Ukraina di mana intelijen Barat mengklaim sekitar 150.000 pasukan sudah berada di wilayah sekitar perbatasan kedua negara. Namun Moskow membantah rencana untuk menyerang negara tetangganya tersebut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews