Batam, Batamnews - Selama pandemi melanda, seluruh aktivitas dibatasi. Mulai dari belajar mengajar, pekerjaan hingga perayaan keagamaan.

Imlek contohnya. Sudah 2 tahun masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia merayakannya di tengah Covid-19. Pastinya jauh berbeda dari sebelum wabah menyerang.

Baca juga: Imlek di Vihara Budhi Bhakti: Sembahyang Tahun Ini Sepi Jemaat

Sama halnya yang terjadi di Kota Batam, Kepulauan Riau. Namun, ibadah tetaplah ibadah. Tak sama dengan aktivitas lain yang bisa dilaksanakan secara virtual.

Ada istilah belajar daring bagi para pelajar, lalu work from home bagi pekerja dan bahkan sampai ada istilah silaturahmi virtual. Tapi daring tak berlaku bagi perayaan keagamaan.

Suasana Vihara Budhi Bhakti saat Imlek di tahun 2022. (Foto: Arjuna/Batamnews)

Seperti itulah yang dimaknai oleh Virgil, salah satu dari sekian banyak warga Tionghoa di Batam melakukan sembahyang di wihara.

Ia tampak supel, sesekali melemparkan tawa tanda ceria. Meski begitu, ada sesal baginya. Ya, Covid-19 seperti tak berujung, tambah lagi ada varian baru.

"Sembahyang tetaplah sembahyang. Mana ada dilakukan secara online. Tapi semakin kesini semakin kesal juga, Covid ini udah semacam smartphone, ada seri-serinya," kata dia, saat ditemui di Vihara Budhi Bhakti, Windsor, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Selasa (1/2/2022).

Suasana Vihara Budhi Bhakti saat Imlek di tahun 2022.

Imlek baginya tak mengubah arti sesungguhnya meski dirayakan di era pandemi. Hanya saja euforianya berkurang.

Baca juga: Atraksi Barongsai dan Liang Liong dalam Imlek, Ini Maknanya

"Ini lumayan, lah. Dari pada yang sebelumnya, nggak bisa pulang saya dari Jakarta sana. Euforia pasti berbeda," ujarnya.

Virgil hanya berharap di tahun mendatang bisa dirayakan tanpa batasan. Artinya pandemi usai dan negeri ini kembali pulih.