Meski Tak Separah Delta, Singapura Bersiap Hadapi Gelombang Infeksi Varian Omicron

Meski Tak Separah Delta, Singapura Bersiap Hadapi Gelombang Infeksi Varian Omicron

Ilustrasi bendera Singapura.

Singapura - Penularan virus Corona varian Omicron di Singapura diprediksi lebih besar dibandingkan dengan varian Delta.

Wakil pimpinan Gugus Tugas Covid-19 Multi-Kementerian Singapura, Ong Ye Kung menyatakan bersiap menghadapi kemungkinan gelombang infeksi yang lebih besar.

Ong, yang juga Menteri Kesehatan Singapura mengatakan selama puncak infeksi pada akhir Oktober dan awal November tahun lalu, Singapura mencatat sekitar 3.000 kasus Delta sehari, dan Omicron kemungkinan bisa melebihi angka itu beberapa kali lipat.

"Pada puncaknya, infeksi Delta berlipat ganda dalam enam hingga delapan hari. Infeksi Omicron dapat berlipat ganda dalam dua hingga tiga hari," kata dikutip dari Bernama, Kamis (6/1/2022)..

Namun, Ong mengatakan ada "kabar cukup baik", dengan penelitian di berbagai negara seperti Afrika Selatan, AS, Inggris dan Kanada, menunjukkan infeksi Omicron tidak seburuk infeksi Delta.

Datanya sangat konsisten, terutama di antara mereka yang telah divaksinasi dan menerima suntikan booster, katanya.

“Kami juga mendeteksi kasus seperti itu secara lokal. Sejauh ini kami telah mengumpulkan 2.252 kasus Omicron. Dari jumlah itu, tiga pasien membutuhkan bantuan oksigen, dan bantuan oksigen mereka dihentikan dalam waktu tiga hari," kata dia.

"Jadi, ketiganya sekarang sudah sembuh. Sejauh ini tidak ada kasus yang membutuhkan perawatan ICU (intensive care unit)," ujarnya.

Dia mengatakan jika 2.252 dari infeksi yang sama ini disebabkan oleh Delta, berdasarkan pengalaman sebelumnya, pihaknya memperkirakan sekitar 30 orang membutuhkan bantuan oksigen, ICU, atau meninggal.

Ia menegaskan kembali bahwa vaksin, terutama booster, menjaga perlindungan terhadap gejala penyakit yang lebih parah dan rawat inap akibat infeksi Omicron.

Meskipun ada bukti yang menunjukkan Omicron lebih menular dan tidak terlalu parah, Singapura sedang meninjau protokol kesehatannya mulai 6 Januari 2022.

Lebih lanjut akan meningkatkan penggunaan Protokol 1-2-3 untuk memudahkan pengelolaan kasus Covid-19 yang disederhanakan, antara lain untuk mengelola individu berdasarkan tingkat gejala yang dialami dan status kesehatan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews