Riset: Indonesia Jadi Negara dengan Tingkat Stres Tertinggi dan Jarang Olahraga

Riset: Indonesia Jadi Negara dengan Tingkat Stres Tertinggi dan Jarang Olahraga

Ilustrasi.

Jakarta - Indonesia menjadi negara dengan tingkat stres tertinggi di Asia selama 2021 dan merupakan negara yang menyisihkan waktu paling sedikit untuk berolahraga.

Data tersebut merupakan hasil riset produsen smartwatch asal Amerika Serikat, Garmin, baru saja merilis Laporan Data Kesehatan Pengguna Garmin di Asia tahun 2021.

Menurut data "tingkat stres" pengguna di Asia pada tahun 2021, tingkat stres Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia, disusul Filipina dan Malaysia.

Dibandingkan dengan data tahun 2020, Indonesia menunjukkan peningkatan stres tertinggi dengan tingkat stres pria berusia 26 hingga 45 tahun juga menjadi yang tertinggi di antara negara-negara lain di Asia pada rentang usia yang sama.

"Ini dapat diakibatkan oleh pertempuran melawan pandemi secara terus-menerus dan kemacetan lalu lintas yang seringkali dihadapi oleh penduduk setempat," rilis Garmin dikutip dari Suara.com, Senin (13/12/2021).

Kemudian berdasarkan “Intensitas Menit” mingguan pengguna Asia pada tahun 2021, Garmin menemukan tiga negara dengan rata-rata tertinggi adalah Hong Kong, India, dan Korea Selatan. Sementara tiga negara dengan rata-rata menit intensitas terendah adalah Indonesia, Thailand, dan Taiwan.

Dalam grafik yang ditunjukkan Garmin, masyarakat Indonesia hanya memiliki menit intensitas mingguan sebesar 29,74 dan 28,66 menit untuk pengguna wanita dan pria. Akan tetapi, Indonesia merupakan satu-satunya negara di mana pengguna wanita mencapai 3,6 persen menit intensitas mingguan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna pria.

Riset ini melacak data dari Januari hingga September 2021. Mereka menggunakan teknologi kesehatan untuk melacak data pengguna demi mengukur status kesehatan pengguna secara ilmiah.

Dengan merujuk pada "Kalori Istirahat" dan "Kalori Aktif" yang ditunjukkan pada jam tangan pintar (smartwatch) Garmin, pengguna dapat melacak total kalori yang dikonsumsi dan setiap perubahan dalam tingkat metabolisme mereka.

Indikator kesehatan real-time lainnya seperti tingkat stres, Pulse Ox, pelacakan hidrasi yang dilacak dan ditampilkan di jam tangan juga dapat berfungsi sebagai pengingat bagi pengguna untuk lebih peduli terhadap kesehatan (health conscious).

Scoppen Lin selaku Senior Director Garmin Asia, menyampaikan, kesadaran masyarakat akan kesehatan secara bertahap meningkat sebagai akibat dari pandemi dalam beberapa tahun terakhir.

"Pada tahun 2021, lini produk kesehatan dan kebugaran Garmin yang menghadirkan fitur kesehatan yang komprehensif, seperti pemantauan kadar oksigen dalam darah, mengalami pertumbuhan yang pesat sebesar 30 persen di pasar Asia," terang Scoppen.

Selain memantau fungsi kesehatan yang penting dan berkaitan dengan tingkat metabolisme, seperti kalori istirahat dan konsumsi kalori aktif, smartwatch Garmin memiliki daya tahan baterai yang besar dan dilengkapi dengan fitur pemantauan kesehatan yang komprehensif.

Adapun fitur pemantauan kesehatan di smartwatch Garmin yakni detak jantung, saturasi oksigen, tingkat stres, pemantauan tidur lanjutan, energi tubuh, usia kebugaran, pelacakan hidrasi, dan lainnya.

"Garmin mendorong pengguna untuk memberikan perhatian jangka panjang pada kondisi kesehatan mereka dengan menggunakan pendekatan ilmiah, menjaga metabolisme yang baik, dan mencapai tujuan kesehatan mereka secara progresif menggunakan smartwatch sebagai pendamping kesehatan dan kebugaran yang mereka butuhkan," jelasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews