Batam, Batamnews - Mobil bekas menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat karena harganya tentu murah dibanding mobil baru. Jika mengincar value to money dengan budget lebih minim, mobil di segmen tertentu lebih tepat menjadi incaran.

Apalagi, sejumlah mobil juga mengalami penurunan harga yang tajam di pasar second, misalnya BMW. Agustinus, pemilik dealer mobil bekas Focus Motor mengungkapkan BMW seri kelas menengah dan seri kelas bawah seperti seri 3 dan 5 relatif bertahan. Namun, itu tidak berlaku di segmen mobil lain.

"Di kelas atas seperti BMW seri 7 lebih cepat turun drastis, apalagi kalau sudah ada model facelift-nya," katanya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Ia menggarisbawahi bahwa penurunan harga bukan bergantung pada merek mobil, melainkan segmentasi model mobilnya.

"Nggak beda dengan mobil Jepang seperti Lexus sedan misalnya, tahun 2015, type ES, Saya rasa juga sama jatuhnya. Artinya bukan BMW-nya, tapi segmen tepatnya," katanya.

Segmen paling atas cenderung lebih cepat turun karena peminatnya tidak sebanyak mobil menengah atau bawah. Sesuai hukum supply and demand, ketika permintaan menurun sementara stok banyak maka harganya turun, begitu juga pada mobil mewah segmen atas.

Salah satunya ternyata adalah BMW di segmen atas, hal ini bisa terlihat dari perbandingan harga mobil baru tersebut dengan harga pasaran mobil bekasnya beberapa tahun yang lalu.

Misalnya dari penelusuran di toko online, The X4 ada X4 xDrive30i M Sport X yang dibanderol Rp 1,668 miliar untuk OTR.

Sementara di Seva.id, harga mobil bekas yang sama untuk tahun 2014 hanya dibanderol Rp 630 juta. Artinya dalam rentang 7 tahun, ada penurunan sampai hampir 2/3 dari harga.

Dari The X1 ada X1 sDrive18i xLine yang harga barunya dibanderol Rp 851 juta, sementara harga bekasnya di tahun 2014 sangat jauh di bawah harga baru, yakni mencapai di bawah Rp 250 juta, atau ada penurunan harga lebih dari 70%.