Terungkap! Sejumlah Permasalahan Puskesmas di Batam

Terungkap! Sejumlah Permasalahan Puskesmas di Batam

Rapat dengar pendapat DPRD Batam bersama kepala-kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Batam. (Foto: Yude/Batamnews)

Batam, Batamnews - Kualitas pelayanan puskesmas-puskesmas di Kota Batam ternyata masih banyak yang harus dibenahi. 

Para kepala puskesmas mengungkap sejumlah kendala dalam pelayanan kesehatan. Baik dari segi sarana prasarana hingga sumber daya manusia (SDM).

Komisi IV DPRD Batam menggelar hearing, Selasa (19/10/2021). Mereka mengundang Dinas Kesehatan dan semua kepala puskesmas. Hal ini usai kasus penelantaran pasien di Puskesmas Tanjungbuntung, Bengkong heboh belum lama ini

Di antara berbagai kendala yakni kurangnya tenaga kerja, kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana, hingga minimnya anggaran untuk bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Puskesmas Bulang, dr. Harri mengungkapkan, anggaran untuk BBM selama ini digabung dengan biaya pemeliharaan dan jumlahnya relatif sama di tiap-tiap puskesmas. 

Pihaknya, beserta sejumlah Kapus lainnya pun mengharapkan adanya penyesuaian anggaran untuk BBM.

"Kalau di pulau, kendala kami tentu terkait mobilitas. Pasien belum tentu bisa dirujuk di rumah sakit terdekat, sehingga kalau jaraknya jauh, ongkos bensin akan lebih mahal," jelas Harri. 

Menurutnya, kendaraan operasional Puskesmas Bulang membutuhkan rata-rata 6-7 liter bensin per harinya.

Ketersediaan fasilitas mobil ambulans juga menjadi kendala bagi sebagian puskesmas. Di antara 21 puskesmas di Batam, masih ada puskesmas yang belum memiliki atau memiliki kendaraan ambulans dalam kondisi rusak, contohnya seperti Puskesmas Botania, Puskesmas Sambau, Puskesmas Baloi Permai dan Puskesmas Mentarau.

Sebagai fasilitas kesehatan (faskes), puskesmas juga perlu memiliki jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang memadai. 

Rata-rata tiap puskesmas memiliki lima dokter. Tetapi masih ada puskesmas yang hanya memiliki 4 hingga 3 dokter, seperti Puskesmas Tanjungbuntung, Puskesmas Sei Lekop, Puskesmas Mentarau, Puskesmas Kampung Jabi, Puskesmas Sambau dan Puskesmas Sei Langkai.

"Dokter kami 4 orang, perawat dan bidan masih kurang tetapi bisa kami berdayakan dari tenaga yang lain. Kami butuh perawat laki-laki untuk mengatasi keadaan darurat," ujar Kapus Sei Lekop, dr. Erizal.

 

Menurutnya, kebutuhan tenaga kesehatan, dokter dan ambulans serta supirnya sangat diperlukan terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. 

Semasa pandemi, tugas dan beban nakes bertambah dengan adanya kegiatan tracing, dan testing, serta vaksinasi di Kota Batam.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Aman mengatakan seharusnya pada rapat pembahasan APBD hal itu harus dikemukakan kekurangan sarana dan pra-sarana itu, namun itu tidak terjadi.

Namun menurutnya, saat ini bukan itu permasalahan serius yang perlu dibenahi. Menurut Aman, Puskesmas harus fokus ke kesiapan Unit Gawat Darurat (UGD).

“UGD harus siap, karena masyarakat butuh pertolongan mendadak di UGD. Jangan sampai dokter, bidan, perawat tak ada di UGD. Permintaan adanya kompetensi SDM itu penting, tapi sampaikan pada bahasan APBD. Boleh mengeluh SDM dan lain-lain, tapi jangan keluhkan saat ini. Kalau bisa dokter itu harus selalu standby di puskesmas,” kata Aman.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews