Kemerosotan Ekonomi Tandai Pemerintahan Baru di Afghanistan

Kemerosotan Ekonomi Tandai Pemerintahan Baru di Afghanistan

Mata uang Afghanistan. (Foto: Freepik)

Kabul, Batamnews - Antrean panjang nasabah bank dan lonjakan harga kebutuhan pokok menandai era baru pemerintahan Taliban di Afghanistan.

Reuters melaporkan kemerosotan ekonomi menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Taliban. 

Nilai mata uang yang turun, memperparah kehidupan warga yang sepertiganya hidup dengan pengeluaran  kurang dari US$2 per hari.

Bahkan untuk mereka yang relatif kaya, dengan banyak kantor dan toko yang masih tutup dan gaji yang belum dibayar selama berminggu-minggu, perjuangan sehari-hari untuk menyiapkan makanan telah tantangan tersendiri.

"Semuanya mahal sekarang, harga naik setiap hari," kata Zelgai, penduduk Kabul, dikutip Kamis (2/9/2021).

Ia mencontohkan, salah satu komoditas yang naik harga adalah sayuran tomat yang harganya 50 afghani sehari sebelumnya, sekarang dijual seharga 80.

Dalam upaya untuk menggerakkan ekonomi kembali, bank-bank yang tutup segera setelah Taliban menguasai Kabul telah diperintahkan untuk dibuka kembali. 

Tetapi pembatasan ketat penarikan uang per minggu yang diterapkan Taliban, memunculkan antrean panjang nasabah bank untuk mendapatkan uang tunai mereka.

Di luar kota, organisasi kemanusiaan telah memperingatkan bencana yang akan datang karena kekeringan parah telah melanda petani dan memaksa ribuan orang miskin pedesaan bergerak ke kota.

Orang-orang berkerumun di tenda-tenda di pinggir jalan dan di taman adalah pemandangan biasa, kata penduduk.

Dalam ekonomi berbasis uang tunai yang sangat bergantung pada impor untuk makanan dan kebutuhan dasar dan sekarang kehilangan miliaran dolar dalam bantuan luar negeri, tekanan pada mata uang tidak henti-hentinya.

Kurs Afghanistan baru-baru ini dihargai sekitar 93 hingga 95 dolar di Kabul dan kota timur Jalalabad, dibandingkan dengan sekitar 80 sebelum Taliban berkuasa. Tetapi kurs hanya sebagai indikator, karena perdagangan uang normal telah menurun drastis.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews