Dikeroyok Biden dan Xi Jinping, Bitcoin Dkk Sepekan Tumbang!

Dikeroyok Biden dan Xi Jinping, Bitcoin Dkk Sepekan Tumbang!

Presiden China Xi Jinping (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden (4/12/2020). (AP/Lintao Zhang)

Jakarta, Batamnews - Setelah ambruk pekan lalu akibat ulah cuitan Elon Musk yang mempermasalahkan penggunaan listrik Bitcoin, pekan ini, kabar buruk kembali berdatangan di jagat kripto.

Pemerintah China pada Jumat waktu setempat menegaskan bakal menggandakan upaya untuk mencegah spekulasi dan risiko keuangan yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan dan perdagangan bitcoin.

Komite Stabilitas Keuangan dan Pembangunan China, yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Liu He, menyatakan bahwa Bitcoin harus diregulasi dengan ketat. Lembaga ini menyebutkan bakal memberantas segala bentuk aktivitas penambangan dan perdagangan Bitcoin.

Baca juga: Binance Diduga Dipakai Penjahat, Nasib Bitcoin Cs Jadi Suram?

"Bitcoin bukan alat investasi. Melainkan sebuah instrumen spekulasi," sebut siaran televisi pemerintah China, CCTV.

Tidak hanya China, Amerika Serikat (AS) juga akan memberi rambu-rambu terhadap perdagangan mata uang kripto. Pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden punya rencana bahwa pengiriman mata uang kripto senilai lebih dari US$ 10.000 harus melapor ke Lembaga Penerimaan Negara (IRS).

Untuk itu, pemerintahan Biden siap untuk menambah jumlah personel IRS. Ini terkait aturan baru AS untuk meningkatkan kepatuhan pajak warga.

"Seperti halnya transaksi tunai, pihak yang menerima lebih dari US$ 10.000 dalam bentuk aset kripto harus melapor," sebut laporan Kementerian Keuangan AS.

Kedua sentimen negatif ini menyebabkan nasib jagat mata uang kripto tumbang sepekan terakhir. Simak tabel berikut.

Jika pekan lalu masih ada berberapa cryptocurrency yang selamat dari koreksi, dari enam mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar jumbo dan transaksi likuid terpantau semuanya ambruk pada hari Sabtu (22/5/21) pukul 21:45 WIB dibandingkan dengan Sabtu pekan lalu.

Mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar sejagat yakni Bitcoin terpaksa ambruk parah 23,62% ke level US$ 37,804/coin. Selanjutnya juara dua kapitalisasi pasar bursa kripto yakni Ethereum juga tumbang 39,66% ke level US$ 2.353/coin.

Baca juga: Duh, Harga Bitcoin Terjun Bebas Gara-gara Elon Musk

Koreksi terparah dibukukan oleh mata uang kripto keluaran Binance yang merupakan bursa kripto terbesar di dunia yakni Binance Coin (BNB) yang terpaksa tumbang 46,88% ke level harga US$ 315/coin.

Selanjutnya Dogecoin yang pada tengah pekan sempat rebound sejenak akibat cuitan Elon Musk yang mengindikasikan Doge akan terbang ke level US$ 1/coin juga terpaksa tumbang pekan ini. Terpantau pekan ini Doge ambruk 34,61% ke level harga US$ 0,34/coin.

Selanjutnya mata uang kripto lain seperti Cardano dan Ripple juga terpantau terkoreksi parah pekan ini dengan koreksi masing-masing 32,59% dan 12,74%.

 

Koreksi di bursa kripto sendiri terjadi berbarengan dengan koreksi di bursa saham lokal sehingga opsi mengendarai reli bullish instrumen investasi bagi investor dalam negeri terbatas pekan ini.

Tercatat Indeks Harga Saham Gabungan pekan ini tak bertenaga dengan koreksi sebesar 2,78% ke level 5.773,12 dan menjadi penutupan mingguan terburuk IHSG selama tahun 2021. Koreksi di bursa saham terjadi di tengah kenaikan kasus corona di Asia yang semakin menggila.

Baca juga: Merangkak Naik Lagi, Harga Bitcoin Kini Rp 695 Juta per Keping

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di negara-negara Asia Selatan dan Timur per 20 Mei 2021 mencapai 29.258.662 orang. Bertambah 298.324 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Malaysia mulai menjadi sorotan dunia. Pada Kamis pekan ini, 59 orang meninggal dunia akibat serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Ini adalah angka kematian harian tertinggi sejak virus corona mewabah di Negeri Harimau Malaya.

Kini total pasien positif corona di Malaysia adalah 492.302 orang. Di level Asia Tenggara, hanya lebih sedikit dari Indonesia dan Filipina. Dinamika ini membuat pemerintah Malaysia memberlakukan karantina wilayah (lockdown) yang dalam 'kearifan lokal' disebut Movement Control Order (MCO).

Tidak hanya Malaysia, Singapura dan Taiwan juga terpaksa memberlakukan lockdown karena lonjakan kasus corona. Perkembangan ini membuat pelaku pasar belum berani untuk bermain agresif dan cenderung menghindari aset-aset berisiko seperti saham. Ini yang sedang terjadi d bursa saham dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Ke depanya baik kripto dan IHSG yang saat ini masih berada dalam fase downtrend akan menyebabkan opsi investasi investor lokal cukup terbatas mengingat akses investor ritel lokal terhadap bursa global tergolong dibatasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar tidak banyak capital outflow.

Menariknya dalam pekan-pekan terakhir ini ada instrumen investasi yang sedang 'naik daun' yakni emas yang memanfaatkan koreksi di bursa saham global serta mata uang kripto. Tengok saja, secara mingguan harga Logam Mulia Antam melonjak Rp 21.000 ke level harga Rp 937.000/gram atau kenaikan sebesar 2,24%

Baca juga: Harga Bitcoin Pecah Rekor, Tembus Rp 800 Juta di Indodax

Perkembangan harga Logam Mulia Antam tidak lepas dari harga emas dunia yang memang dalam tren naik. Dalam sepekan ini, harga emas dunia di pasar spot melesat 2,11%. Selama sebulan terakhir, harga meroket 5,45%.

Meskipun demikian tentunya berinvestasi di emas hanya cocok bagi investor konservatif dan tidak cocok bagi investor saham & kripto yang doyan resiko.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews