Kisruh Kampus GICI Business School

Mahasiswa GICI Business School Tunjukkan Bukti Yayasan Kerjai Anak Didik

Mahasiswa GICI Business School Tunjukkan Bukti Yayasan Kerjai Anak Didik

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Ratusan mahasiswa GICI Business School Batam, Kepri, tak lelah memperjuangkan nasib masa depan mereka. Hingga kini para mahasiswa yang merasa tertipu, baik yang sudah menyelesaikan kuliah atau belum, berusaha menuntut pihak yayasan.

Jurusan Ekonomi GICI Business School saat ini bermasalah. Dikti menonaktifkan jurusan ilegal tersebut.

Ratusan mahasiswa pun resah dan tak bisa mendapatkan ijazah Strata 1 (S1). Beberapa diantaranya hanya diberikan ijazah Diploma 3. Padahal mereka kuliah di jurusan ekonomi S1.

Celakanya, GICI Business School Batam dari awal telah menerima mahasiswa program Strata 1 (S1) bahkan hingga kini.

Setelah dinonaktifkan oleh Dikti, GICI Business School berupaya melakukan kerja sama antar lembaga pendidikan namun tetap bermasalah.

Yogi Supriyono mahasiswa angkatan 2012 saat acara mencari solusi bersama pengacara mereka Ampuan Situmeang SH, MH.

Ia memperlihatkan surat pernyataan yang dibuat oleh Ketua Yayasan GICI Business School Kiatwansyah Yasmin.

Dalam surat tersebut tertulis bahwa ketua yayasan selaku lembaga pendidikan akan berkomitmen menginformasikan universitas yang bekerja sama dengan GICI, agar mahasiswa bisa menyelesaikan jenjang S1.

Ketua Yayasan GICI Kiatwansyah beberapa waktu lalu mengatakan, akan merekomendasikan para mahasiswa GICI untuk melanjutkan kuliah di sejumlah cabang GICI di Indonesia, salah satunya di Bogor dan Jakarta.

Namun hingga kini janji tersebut belum terpenuhi. Kiatwansyah, menurut para mahasiswa, terus mengelak dengan berbagai alasan.

"Saya nggak terima saat pihak yayasan tidak menyetujui poin 1, setelah itu mereka membuat tulisan-tulisan disamping tulisan. Di mana tanggung jawab GICI," ujar Yogi Supriono saat berkonsultasi dengan pengacara Ampuan Situmeang, sambil menunjukan surat yang dibawanya, Rabu (14/10/2015).

Ampuan Situmeang mengatakan, GICI selaku lembaga pendidikan harus bertanggung jawab terhadap permasalah mahasiswa tersebut. “Saya juga paham GICI juga sebagai korban. Tapi juga jangan lepas tangan karena sudah di nonaktifkan oleh dikti, mahasiswa dilempar sana lempar sini seperti pimpong,” kata dia.

"GICI Ngga bisa gitu, enak betul kalau seperti itu. Semua orang juga mau buat lembaga pendidikan," imbuh Ampuan.

Sambung Ampuan, selain itu juga tidak bisa memindahkan mahasiswa ke universitas lain. Memindahkab mahasiswa harus ada penyesuaian pada universitas tersebut.

"Akreditasinya kan berbeda," kata Ampuan.


[is]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews