Nelayan Natuna Merana Ditinggal Susi, Nasib SKPT Selat Lampa Kian Hampa

Nelayan Natuna Merana Ditinggal Susi, Nasib SKPT Selat Lampa Kian Hampa

Gudang penampungan ikan di SKPT Selat Lampa. (Foto: Yanto/Batamnews)

Natuna, Batamnews - Dalam kunjungan belum lama ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyempatkan diri meninjau Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT) di Natuna. SKPT dibangun dan diresmikan pada era Susi Pudjiastuti.

Wahyu menyebut Natuna sangatlah potensial dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus Kelautan (KEK) Kelautan. Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, sudah ada infrastruktur penunjang salah satunya SKPT yang berlokasi di Pelabuhhan Selat Lampa. 

Hanya saja, para nelayan kini mengeluh. Usai jabatan Menteri KKP berganti dari Susi ke Edhy Prabowo dan hingga kini ditangani Wahyu Trenggono, para nelayan belum bisa merasakan manfaat sedikitpun dari keberadaan SKPT.

Padahal saat diresmikan Susi Pudjiastuti sebelumnya SKPT digadang gadang sebagai penunjang perekonomian para nelayan lokal. Sejumlah program dirancang sebelumnya. 

Namun apa yang dicanangkan sepertinya tidak berjalan semestinya, usai jabatan Menteri KKP berganti.

Ketua Aliansi Nelayan Natuna ( ANNA), Hendri, menyebut jika harga beli ikan dari SKPT sejauh ini masih di bawah standar harga pasaran. 

Nelayan lokal lebih memilih untuk menjual hasil tangkapan mereka kepada para pengepul atau penampung lain.  Oleh sebab itulah kehadiran SKPT sampai saat ini dinilai belum bisa memberikan nilai manfaat untuk para nelayan lokal. 

Hal yang sama juga datang dari salah seorang nelayan asal pulau Sedanau, Budi, dirinya sangat menyayangkan jika selama ini SKPT mematok harga yang murah untuk ikan-ikan mereka. 

"Karena dibeli dengan harga di bawah standar, kami mana pernah jual ke SKPT, " ujarnya, Minggu (25/04/21). 

Menurutnya harusnya SKPT tidak di kelola oleh BUMN dan pengelolaannya diserahkan kepada Pemkab Natuna

Hal tersebut bukan tanpa alasan, Selama ini, SKPT di kelola oleh Perum Perikanan Indonesia (Perindo) yang mereka nilai hanya jalan di tempat. 

SKPT yang seharusnya menjadi sentra bongkar muat ikan bagi nelayan Natuna pun lengang dan sepi dari aktivitas bongkar muat. 

Selain masalah pemanfaatan SKPT yang jauh dari kata maksimal, masalah yang tidak kalah penting terkait Ilegal Fishing, Cantrang dan Kapal Kapal Lengkong yang masuk dalam areal tangkap Nelayan lokal pun menjadi sebab sampai saat ini nelayan lokal sulit untuk bersaing. 

Sehingga ketika mendengar menteri KKP yang baru, Wahyu Trenggono akan mengunjungi Natuna, sejumlah nelayan lokal lantas berbondong bondong mendatangi SKPT di Selat Lampa untuk bertemu dan berdialog. 

Meski sempat kesulitan berjumpa dengan menteri KKP, lantaran tidak ada dalam list undangan, para nelayan tersebut nekat mencegat menteri Wahyu Trenggono saat acara penyerahan bantuan kredit kepada para pengusaha Perikanan di Natuna, untuk bisa berdialog serta menyuarakan aspirasi mereka. 

"Tinggal kita menunggu respon dan tindakan lanjut dari menteri KKP yang baru terkait permasalahan permasalahan yang telah disampaikan," ucap seorang perwakilan nelayan. 
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews