Berburu Harta Karun Jadi Aktivitas Warga Batubi Natuna Tiap Akhir Pekan

Berburu Harta Karun Jadi Aktivitas Warga Batubi Natuna Tiap Akhir Pekan

Salah satu mangkok porselen yang ditemukan warga di Bunguran Batubi. (Foto: Yanto/Batamnews)

Natuna, Batamnews - Berburu harta karun kini menjadi rutinitas akhir pekan warga Kecamatan Batubi, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Mereka memburu sejumlah artefak peninggalan Cina.

Areal pencarian harta karun di daerah Sedarat dan Sebangkar, Desa Semedang, kecamatan Bunguran Batubi dipadati ratusan warga.

Drajat, warga asal Desa Sedarat Baru, Kecamatan Batubi menceritakan

dirinya bersama rekan-rekannya yang berjumlah 5-6 orang berangkat untuk mencari harta karun tersebut pada malam hari setelah salat tarawih. 

"Biasanya malam, kalo pas belum masuk bulan puasa kemaren siang hari," ucapnya.

Dengan berbekal besi berukuran panjang sekitar satu meter hinga satu setengah meter dan cangkul, mereka langsung menuju lokasi di daerah Sedarat dan Sebangkar yang jaraknya sekitar 1 km dari desa mereka.

Baca: Perburuan Harta Karun Dinasti Ming di Natuna Makin Marak 

Sesampainya di lokasi mereka harus masuk ke dalam hutan untuk mencapai lokasi. Setibanya di lokasi mereka mulai menusukkan besi yang dibawa ke dalam tanah. 

"Kalau terasa keras dan bunyinya lain berarti itu ada harta karunya mas, dan biasanya dalam satu areal penemuan itu bukan hanya satu tapi bisa sampai 7 sampai 20 artefak kita temui," ucapnya.

Artefak yang dimaksud kebanyakan berupa barang-barang porselen berupa piring, mangkok, guci kecil, cangkir, emas berbentuk perhiasan hingga batangan emas. 

Kepala Desa Semedang, Jaaleh Kup saat dijumpai mengatakan, bahwa sudah hampir tiga bulan ini warga desa disibukkan dengan penemuan barang barang antik peninggalan Cina. 

Dirinya menilai hal tersebut ada plus dan minusnya. Plusnya, ketika keadaan sulit ekonomi saat ini yang disebabkan pandemi Cobiv 19, desanya masih diberi keberuntungan dengan munculnya penemuan harta karun di wilayah mereka. 

Minusnya, masyarakat jadi terlalu berharap dan terobsesi dengan perburuan harta karun tersebut, sehingga terkadang melalaikan pekerjaan dan tugas tugas pokok mereka. 

Ditanya terkait sejarah daerah Sedarat dan Sebangkar, Jaaleh Kup mengaku tidak begitu tahu apakah dulu benar di situ ada perkampungan Cina ataukah hanya tempat persinggahan sementara para pedagang Tiongkok seperti yang dirumorkan. 

"Tapi warga kita sering menjumpai makam Cina yang terkubur di sekitar lokasi tersebut ketika melakukan penggalian," kata Jaaleh. 

Baca: Heboh Perburuan Harta Karun Peninggalan China di Batubi Natuna

Biasanya jika bertemu makam, warga tidak akan melanjutkan penggalian ataupun merusak makam tersebut, karena hal itu sudah kesepakatan dengan pemilik lokasi.

Dengan fakta tersebut dirinya meyakini bahwa dulu di daerah Sedarat dan Sebangkar setidaknya pernah ada sebuah perkampungan ataupun lokasi persinggahan para pedagang Cina. 

Dari hasil perburuan tersebut, dirinya mengaku banyak masyarakat kita yang terbantu sebab barang barang hasil temuannya bisa terjual dengan harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah. 

"Ada warga kita yang sampai bisa beli beberapa motor," pungkas Jaaleh.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews