PD Tuduh Jokowi Khianat Soal Kabinet, Elite PDIP Membela

PD Tuduh Jokowi Khianat Soal Kabinet, Elite PDIP Membela

Hendrawan Supratikno. (Foto: ist)

Jakarta, Batamnews - Partai Demokrat (PD) merasa dikhianati Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembentukan kabinet Indonesia Maju. Elite PDIP Hendrawan Supratikno menilai kata khianat dalam politik adalah berlebihan.

"Kata atau diksi 'mengkhianati' untuk menggambarkan dinamika politik, rasanya berlebihan. Lobi-lobi politik merupakan forum berbagi informasi, harapan dan komitmen. Ada proses evaluasi dan pemantauan realisasi komitmen," kata Hendrawan kepada wartawan, Kamis (14/4/2021).

Presiden Jokowi dinilai khianati Demokrat itu disampaikan oleh Ketua Bapilu Partai Demokrat, Andi Arief. Hendrawan menekankan agar Andi Arief tidak menjinjing harapan lebih saat lobi-lobi kabinet.

"Andi Arief jangan menjinjing harapan berlebih (over-expectation) dalam forum-forum lobi, atau menyandera forum lobi untuk kepentingan politik yang sempit. Ini berbahaya, karena akan mereduksi kepentingan nasional sebagai politik berebut kursi atau jabatan," tutur dia.

Pembentukan kabinet, kata Hendrawan adalah hak prerogatif Presiden Jokowi. Dia mengatakan lobi-lobi saat pembentukan kabinet bukanlah untuk mengebiri hak Jokowi.

"Tak elok bila lobi dimaksudkan untuk mengebiri hak prerogatif presiden," kata dia.

Untuk diketahui, Partai Demokrat (PD) mengaku yakin tak ditawari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke kabinet di tengah hangatnya isu reshuffle. Demokrat mengaku pernah diajak bergabung ke kubu Jokowi, namun ujungnya tak jelas.

"Tidak mungkin ada tawaran atau ada utusan. Karena set up politik rezim sekarang memaksa Demokrat dan PKS menjadi oposisi. Demokrat pernah diajak Pak Jokowi duduk di kabinet awal pemerintahan kedua," kata Ketua Bapilu Partai Demokrat, Andi Arief, kepada wartawan, Rabu (14/4).

Andi Arief mengklaim Demokrat sempat diajak masuk ke kabinet Jokowi di awal periode kedua. Namun, Andi Arief menyebut Jokowi malah mengkhianati ajakannya itu sendiri.

"Sekali lagi diajak, bukan meminta. Namun yang mengkhianati ajakan itu ya Pak Jokowi. Kami mengartikannya bahwa kami ditakdirkan mengambil peran menjadi oposisi," ujarnya.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews