Gonjang-ganjing Ansar Marlin

Gonjang-ganjing Ansar Marlin

Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Wakil Gubernur Kepri Marlin Agustina saat berbincang-bincang (Foto: Batamnews)

Ketidakharmonisan hubungan Gubernur Kepri dan Wakil Gubernur Kepri Marlin Agustina sudah beredar sejak sebelum pelantikan Gubernur Kepri pada Februari 2021.

Keduanya pecah kongsi. Banyak hal yang membuat hubungan keduanya merenggang.

Ansar Ahmad maupun partainya dikabarkan kecewa dengan Marlin setelah gagal mendulang suara di Kota Batam.

"Marlin dianggap gagal menang di Batam yang menjadi basis Marlin," ujar sumber Batamnews, Rabu (14/4/2021).

Ansar Ahmad pun dituding ingkar janji. Keingingan Marlin mendapatkan jabatan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kepri dan tiga kepala dinas yang telah disepakati, ditolak Ansar.

"Saat ini keduanya gencar kunjungan kerja dan masing-masing jalan sendiri," ujar sumber tersebut. Faktanya memang Ansar dan Marlin jarang terlihat bareng. Hal ini menambah kuat bukti isu keretakan keduanya meskipun juga belum genap 100 hari kerja.

Pilgub Kepri diikuti tiga paslon cagub-cawagub. Ketiga paslon tersebut secara berturut-turut yaitu Soerya Respationo-Iman Sutiawan (Sinergi), Isdianto-Suryani (Insani), dan Ansar Ahmad-Marlin Agustina (Aman).

Baca juga: Hubungan Ansar-Marlin Retak, Ansar Tolak Permintaan Marlin soal Jatah Sekda dan Tiga Kadis

Diketahui, cagub nomor urut 2, Isdianto adalah Gubernur Kepri yang menggantikan gubernur sebelumnya yang terkait masalah hukum. Cagub petahana ini menggandeng Suryani yang merupakan anggota DPRD Kepri.

Ansar-Marlin memenangi Pilkada 2021 dengan suara 39,97 persen. Mereka menang di empat kabupaten dan satu kota. Diantaranya di Kabupaten Bintan, Lingga, Natuna, Anambas, serta Kota Tanjungpinang.

Pertarungan Ansar-Rudi di 2024

 

Keretakan hubungan antara Ansar-Marlin ini dinilai tak lepas dari perseteruan politik di masa depan. Terutama pada momen Pilkada 2024 mendatang. Baik Ansar Ahmad maupun Rudi berpeluang menjadi rival di Pilkada 2024 mendatang. Ansar sebagai petahana, sedangkan Rudi sebagai Ketua DPW NasDem Kepri yang juga Wali Kota Batam serta Kepala BP Batam.

Saat ini Rudi masih menjabat sebagai Wali Kota Batam dan juga Kepala BP Batam. Rudi terpilih kembali sebagai Wali Kota Batam pada Pilkada Kota Batam 2021 lalu. 

Rudi sebenarnya memiliki peluang besar maju sebagai calon Gubernur Kepri pada Pilkada 2021 lalu.

Selain sebagai Ketua DPW NasDem Kepri ia juga sebagai Wali Kota dan juga Kepala BP Batam. Secara statistik namanya juga kerap muncul sebagai pemenang di sejumlah survei.

Hanya saja, kala itu, di menit akhir Rudi memunculkan nama Marlin Agustina yang tak lain adalah istrinya sendiri.

Sementara itu hubungan antara Rudi dan Ketua DPD I Partai Golkar Kepri Ahmad Maaruf Maulana memang sedang tak baik, bahkan hingga sekarang.

Kesepakatan mengusung dan menyatukan Ansar dan Marlin ini sempat buntu. Namun setelah para petinggi partai sepakat, akhirnya Ansar-Marlin diusung meski terkesan dipaksakan.

Baca juga: Ansar-Marlin Retak, Rudi Larang Perpat Demo Bela Wagub Kepri

NasDem sempat mendatangi sejumlah calon gubernur lainnya untuk menawarkan Marlin, namun tak ada juga kata sepakat, dan kandas di pusat.

Hingga akhirnya, nama Ansar-Marlin muncul ke permukaan dan sedikit terkesan 'kawin paksa'. Hal itu melihat dari hubungan antara Rudi sebagai Ketua DPW NasDem dengan Ketua DPD Golkar Kepri Ahmad Maaruf Maulana tak sejalan.

Pada saat kampanye pun keduanya memiliki tim yang terpisah. "Masing-masing punya tim, jadi tidak gabung," ujar sebuah sumber Batamnews.

Sudah Retak Sebelum Dilantik

 

Ketidakharmonisan Ansar-Marlin ini terus meruncing. Bibit-bibit keretakan itu pun terus tumbuh. Bahkan hingga saat hendak dilantik pun kedua pasangan kepala daerah ini sudah tak harmonis.

"Sebelum dilantik sudah retak dan tidak harmonis," ujar sumber Batamnews.

Lantas permasalahn keretakan keduanya semakin terbuka lebar setelah Perpat Kota Batam hendak mendemo Ansar Ahmad. Ansar dinilai ingkar janji kepada Marlin.

Perpat bahkan secara gamblang menyebutkan alasan unjuk rasa itu karena Ansar tak memenuhi janji politiknya untuk berbagi jabatan. Marlin dinilai meminta jabatan Sekdaprov Kepri dan tiga kepala dinas.

Namun Ansar menolak. Soal bagi-bagi jabatan antara Golkar dan Nasdem juga diungkap Ryan Siburian selaku Ketua Ormas sayap Partai Golkar, yakni Garda Nasional (Garnas) Kota Batam.

“Kesepakatan pernah terbangun di Hotel Radison saat itu dihadiri lima personel selaku negosiator dan Pimpinan Partai (Golkar dan NasDem) saat itu, hadir Ketua DPD I Golkar Kepri Pak Maruf, Ansar Ahmad, Ade Angga, Iskandar dan M Rudi. Ada beberapa poin penting kalau mau kita bongkar sekalian,” ucapnya.

Rudi pun terseret-seret soal rencana aksi Perpat Kota Batam, namun ia cepat-cepat membantah.

Ketua DPW Partai NasDem Kepri HM Rudi (Foto: Batamnews)

Tak usah ada begini-begini (demo), kalau ada demo saya yang terbawa. Saya tak pernah meminta untuk demonstrasi,” ujar Rudi yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Batam di kantornya, Senin (13/4/2021). 

Ia menegaskan aksi tersebut merupakan inisiatif dari Perpat, namun dirinya meminta agar aksi demontrasi dihentikan.

“Tapi kalau terbawa saya, jadi tak enak. Inikan pemerintahan. Makanya tak jadi demo. Selesai itu saja," katanya. 

Terkait isu transaksi jabatan, Rudi membantah hal tersebut. Ia hanya mengatakan belum waktunya membahas saat ini. “Belum waktunya,” katanya.

Baik Ansar maupun Marlin masih bungkam soal keretakan hubungan keduanya ini. Keduanya masih belum memberikan keterangan resmi kepada media mengenai isu yang terus bergerak liar tersebut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews