Ironi Anak Pemenggal Kepala Bapak Tewas Gantung Diri

Ironi Anak Pemenggal Kepala Bapak Tewas Gantung Diri

ilustrasi.

Lampung, Batamnews - Anak pemenggal ayah kandungnya di Lampung Tengah, K (31), tewas bunuh diri di dalam tahanan. K ditemukan tewas gantung diri.

"Benar, tersangka Kukuh meninggal dunia di dalam sel. Ditemukan meninggal dunia dini hari tadi sekitar pukul 03.30 WIB," ujar Kapolsek Kali Rejo, Iptu Edy saat dimintai konfirmasi, Senin (12/4/2021).

Kasus yang menjerat K ini berawal pada Senin (22/3) siang. Awalnya K disebut mengaku mendengar bisikan gaib. Polisi menyebut K mengaku takut disantet oleh ayahnya, Selamet, sehingga dia mendahului membunuh ayahnya itu.

K, yang diduga mengidap gangguan jiwa, disebut sempat meminta maaf kepada ayahnya. Pelaku membunuh ayahnya yang sedang duduk santai di dalam rumah.

Dia memenggal leher hingga kepala ayahnya terpisah dari tubuh. K lalu memasukkan kepala bapaknya itu ke dalam karung dan membawanya keliling kampung.

Rupanya, hal itu dilakukan K untuk menunjukkan ke kakaknya kalau dirinya telah membunuh ayahnya. Peristiwa itupun membuat geger warga Kampung Sendangrejo, Kecamatan Sendangagung, Lampung Tengah, Lampung.

Kakak pelaku yang syok melapor ke polisi. Tak berapa lama, pelaku ditangkap dan diamankan di Polsek Kalirejo.

K kemudian diperiksa di rumah sakit jiwa. Hasilnya, dokter menyatakan K mengidap gangguan jiwa.

Meski demikian, polisi tetap melanjutkan perkara. Menurut polisi, hasil pemeriksaan kejiwaan K akan menjadi bukti di persidangan. Sehingga, menurut polisi, yang memutuskan kasus layak dilanjutkan atau disetop adalah majelis hakim.

 

Kembali soal bunuh diri. Iptu Edy mengatakan K gantung diri di lorong. Menurutnya, K ditahan terpisah dari tahanan lain sehingga tak ada yang melihat saat K hendak gantung diri.

"Tahanan kami ada 12 totalnya. Tidak ada yang melihat karena di lorong gantung diri, jadi dia itu tidak digabungkan ke sama tahanan lain. Itulah tidak ada yang melihat," ujarnya.

Selain itu, Edy juga mengungkap permintaan K beberapa saat sebelum ditemukan tewas. Menurutnya, K meminta ditahan bersama tahanan lain.

Namun, permintaan itu tak dituruti. Edy mengatakan tahanan lain takut satu sel dengan K.

"Tersangka selama ini dipisah dari tahanan lain, tidak digabungkan karena tahanan lain takut. Mereka semua takut, jadi tersangka sempat minta digabung atau tidur bareng tahanan lain," katanya.

"Semua tahu kasusnya, ada takut nanti terjadi apa-apa saat tahanan sedang tidur. Maka dipisahlah tersangka sendirian di lorong dan tadi pagi," sambung Edy.

K juga disebut sempat marah saat ditanyai soal kasusnya. K, katanya, mengaku tak menyesal usai memenggal ayahnya, Selamet.

"Diperiksa ada, ditanya-tanya juga lah oleh anggota. Ditanya apakah menyesal, kenapa dibunuh korban, dijawab 'Memang kenapa, apa urusan kalian. Itu urusan saya'," ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews