Gegara Jual Online, Bisnis Bunga Makin Segar hingga Untung Rp 70 Juta

Gegara Jual Online, Bisnis Bunga Makin Segar hingga Untung Rp 70 Juta

Foto: Rengga Sancaya

Jakarta - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perekonomian di berbagai bidang terkontraksi, bahkan tak sedikit lini usaha yang lumpuh dan terpaksa tutup. Namun, hal ini tak berlaku bagi para petani bunga dari Desa Sidomulyo, Kota Batu.

Sebelum adanya pandemi, para petani di desa ini menggantungkan usahanya pada penjualan bunga potong. Diketahui, bisnis budidaya bunga potong merupakan bisnis yang menjanjikan dan cenderung stabil sepanjang tahun sebab kebutuhannya tak terbatas musim, terutama untuk digunakan sebagai materi dekorasi acara seperti pernikahan, lamaran, pesta, dan lainnya.

Turunnya permintaan bunga potong akibat pembatasan kegiatan selama pandemi mengawali inovasi masyarakat di desa ini untuk mulai berjualan online.

"Waktu pandemi awal kerugian sekitar Rp 500 juta selama 3 bulan. Jadi semua produknya petani itu tidak terserap pasar," tutur Muhammad Soleh (51), Ketua Kelompok Tani Krisan Mulya beberapa waktu lalu dikutip dari detikcom.

"Makanya sebagai pebisnis kita punya trik-trik ini, kita harus punya usaha untuk tidak sampai jatuh. Yo wes kita cari cara lain terus," lanjutnya.

Mengakali lesunya bisnis bunga potong, para petani dan pemuda di desa ini berkolaborasi untuk mengembangkan usaha bunga dan tanaman hias di jalur online demi bertahan di tengah pandemi.

Disampaikan oleh Ilham Yusar Yahya (26), pemuda Desa Sidomulyo, usaha online ini mulai dijalankan para pemuda sejak awal pandemi dengan memanfaatkan tren tanaman hias yang belakangan menanjak pamornya.

"Untuk pengiriman bunga secara online kita ikut marketplace Shopee, Tokopedia, dan Lazada. Pengenalan produknya menggunakan media sosial IG dan Facebook. Jadi pembeli kebanyakan tahu dari media sosial," pungkasnya.

Ia pun menyampaikan, penjualan dengan cara online ini memberi berkah tersendiri bagi para pemuda dan juga petani. Sebab, dalam sehari pesanan yang diterimanya bisa mencapai 40-50 paket. Bahkan, di promo event tanggal cantik seperti 12.12 lalu, pihaknya berhasil mengirim 500 kotak bunga dan tanaman hias pesanan para pembeli dalam satu hari saja.

"Untuk pendapatan pada saat event paling banyak kita tembus di angka Rp 70 juta kotor, kalau harian kita dapat kurang lebih Rp 1,5 juta sampai dengan Rp 2 juta, tergantung produk yang laku karena setiap produk berbeda harganya," jelas Ilham.

Ilham menjelaskan, bunga serta tanaman hias yang dijualnya dibanderol harga mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 2,7 juta. Tanaman berharga tinggi umumnya adalah jenis bunga koleksi yang sedang naik daun, seperti jenis philodendron dan anthurium.

Sementara itu, jelas Ilham, jenis tanaman mawar, krisan, dan anggrek merupakan tanaman favorit yang dengan jumlah pemesanan tertinggi. Sebab, tanaman ini bukanlah jenis yang biasa dikoleksi dan harganya pun relatif stabil.

Sunarko (45), salah satu petani bunga di Desa Sidomulyo menyampaikan bunga dan tanaman hias ini akan dikirim dalam bentuk bibit-bibit kecil pot plant, juga dikemas dengan rapi dan aman.

"Ada treatment khusus untuk pengemasan agar bunganya tetap dalam kondisi yang bagus saat diterima. Dikirim juga dengan media tanamnya, bisa ada sekam, atau dikasih tisu yang basah. Sejauh ini nggak ada masalah dengan proses ini," ungkapnya.

Lebih lanjut, Mantri BRI Unit Batu 2 Dimas Yulianto Wicaksono (33) menjelaskan bahwa inovasi yang sudah berjalan setahun belakangan ini telah membantu penghasilan para petani di tengah pandemi. Ia menilai penjualan secara online ini relatif mudah dan tidak menemui banyak kesulitan ataupun komplain.

"Efek pandemi, mau nggak mau kan harus inovasi ke situ kalau terus produksi tapi nggak bisa masuk pasar ya kan nggak kembali biaya produksinya," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews