Peneliti Unpad Beberkan Keunggulan Vaksin Rekombinan Anhui untuk Covid

Peneliti Unpad Beberkan Keunggulan Vaksin Rekombinan Anhui untuk Covid

Ilustrasi vaksin Anhui, vaksin Covid-19, vaksin buatan China. (SHUTTERSTOCK/Orpheus FX)

Bandung - Peneliti utama vaksin Anhui dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Rodman Tarigan mengungkap keunggulan vaksin rekombinan dibandingkan jenis vaksin Corona berbasis virus yang dimatikan (inactivated virus) dan virus yang dilemahkan (attenuated virus).

"Berbeda dengan vaksin yang menggunakan platform berupa virus yang dilemahkan atau virus yang dimatikan. Vaksin rekombinan berbasis platform spike glycoprotein (protein S) dari Novel Corona virus, secara teori dapat memicu pembentukan titer antibodi yang lebih tinggi dan mampu memberikan proteksi yang lebih komprehensif," ujar Rodman dalam paparannya di RSP Unpad, Rabu (3/3/2021).

Rodman mengatakan, protein S pada virus Corona ini berfungsi untuk memediasi penempelan dan masuknya virus ke sel makhluk hidup yang terinfeksi. Bila disederhanakan, tidak semua bagian dari virus dijadikan bahan vaksin, tetapi hanya 'rambut yang menempel' atau binding reseptor domain (BDR) dari virus.

Presiden Direktur PT Jakarta Biopharmaticeutical Industry (JBio) Mahendra Suhardono mengatakan, vaksin Anhui menggunakan bagian virus yang menimbulkan penyakit ke manusia.

"Jadi sangat selektif, jadinya yang hanya menempel itu saja, protein S. Jadi itu yang menimbulkan penyakit ke manusia, kita murnikan bagian BDR itu, untuk memberikan hasil yang lebih baik," kata Mahendra.

Setiap relawan, ujar Mahendra, mendapatkan vaksin Anhui tiga kali dengan interval waktu penyuntikan satu bulan.

"Untuk memberikan waktu perlindungan yang lebih panjang, dengan pemberian tiga kali memberikan perlindungan lebih aman. Kemungkinan besar akan turun lagi kalau yang hanya sekali atau dua kali, perlu booster lagi," ujar Mahendra.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews