Nama Anaknya Disebut Terlibat Proposal Fiktif, Begini Kata Gubernur Isdianto

Nama Anaknya Disebut Terlibat Proposal Fiktif, Begini Kata Gubernur Isdianto

Gubernur Kepri, Isdianto. (Dok. Batamnews)

Tanjungpinang- Kasus proposal fiktif tengah hangat diperbincangkan. DIkabarkan 18 proposal fiktif dicairkan lewat APBD Provinsi Kepri dengan nilai Rp1,9 miliar. Ada dugaan hal ini ber kaitan dengan pilkada beberapa waktu lalu.

Gubernur Kepri, Isdianto sendiri mengaku tidak tahu mengenai kasus dugaan proposal 'siluman' tersebut. Apalagi nama Ari Rosandi, anak kandungnya dikaitkan terlibat.

"Sejujurnya saya tidak tahu menahu soal itu, apalagi disebut untuk Pilkada, itu tidak mungkin," kata Isdianto, kepada Batamnews, Kamis (4/2/2021).

Isdianto mengatakan, dirinya sudah mengklarifikasi ke putra kandungnya Ari. "Saya sudah panggil (Ari), bahkan anak saya sumpah demi Allah nggak bermain (terlibat), sehingga saya tidak khawatir," ujarnya.

Isdianto menjelaskan, terkuaknya kasus proposal fiktif itu setelah diketahui adanya pemalsuan tandatangan yang dilakukan oknum tenaga harian lepas (THL) di Kesbangpol Pemprov Provinsi Kepri.

"Ini berawal anak (pegawai) honorer Kesbangpol itu memalsukan tanda tangan dan sebagainya," ungkapnya.

 Ia menilai lolosnya proposal fiktif itu karena tidak ketatnya verifikasi di Kesbangpol Pemprov Kepri, sehingga menjadi temuan.

"Saya sudah bilang ke Pak Sekda suruh lanjutkan, kita mengikuti saja, nanti kita lihat seperti apa baru mengambil sikap," jelasnya.


Pemalsuan tandatangan Kepala Kesbangpol Kepri

Dari informasi yang diperoleh Batamnews, dari sumber. Kasus proposal fiktif ini berawal ketika Fr, pegawai THL disebut-sebut memalsukan tandatangan Kepala Kesbangpol Prov Kepri, Lamidi.

 

Fr sendiri mengaku disuruh dan membawa-bawa nama Zr, yang dikabarkan disuruh oleh Ar.

"Zl disuruh Ar, jabatan Kasi BPKAD dan ada sepengetahuan Kabid Anggaran," ucap sumber Batamnews.

"Ada ditemukan tandatangan Lamidi (Kepala BPKAD) yang tampak ditimpa dan janggal," sebut sumber tersebut.

Proposal itu dikabarkan langsung masuk ke BPKAD tanpa sepengatuhuan Kepala BPKAD Lamidi.

"Bu Peni, sekretaris BPKAD Kepri baru tahu ada proposal yang mencurigakan," sebutnya.

"Kasus ini sudah ditangani inspektorat Pemprov. Saat dimintai klarifikasi terhadap Fr, yang bersangkutan menjawab ada di lemari. Kunci lemari dikatakan Fr hilang. Akhirnya dibongkar tim inspektorat," ucap sumber.

Fr juga dikabarkan sudah membuat surat penyataaan dengan pihak inspektorat. "Nggak tahu apa isi suratnya. Yang jelas soal 18 proposal yang diduga fiktif itu," ucap sumber.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews