Nikhil Kamath, Muda, Ganteng dan Berharta Rp 21 Triliun

Nikhil Kamath, Muda, Ganteng dan Berharta Rp 21 Triliun

Nikhil Kamath. (Foto: The Economic Times)

New Delhi - Nikhil Kamath mencetak rekor baru sebagai miliarder termuda di India. Di usianya yang menginjak 34 tahun, harta bersihnya sudah mencapai US$ 1,55 miliar atau Rp 21,7 triliun (kurs Rp 14.000/US$) berdasarkan Forbes.

Pengusaha kelahiran Bangalore itu merebut gelar tersebut akhir tahun lalu setelah bergabung dengan Forbes India Rich List bersama saudara laki-lakinya, Nithin. 

Kekayaannya melonjak berkat kesuksesan platform perdagangan saham mereka yang didirikan 2010 bernama Zerodha.

Zerodha adalah perusahaan jasa keuangan yang menawarkan pialang ritel dan kelembagaan, perdagangan mata uang dan komoditas, reksa dana, dan obligasi terbesar di India.

Saat ini, setidaknya lebih dari 15% perdagangan ritel di India telah bekerja sama dengan platformnya. Hal itu terjadi karena para investor secara berbondong-bondong ingin berinvestasi terutama selama pandemi.

Dikutip dari CNBC, miliarder termuda di India itu membagikan tips suksesnya:

1. Mengamati Tren Industri

Kamath awalnya hanyalah seorang pria yang memutuskan untuk putus sekolah saat usianya menginjak 14 tahun. Saat itu dia lebih memilih untuk jadi pecatur profesional.

"Catur mengajarkan bagaimana bekerja di bawah struktur, dalam sistem, tetapi juga mencoba dan menjadi kreatif," ujar Kamath.

Setelah gagal berkarir di sana, dirinya bereksperimen dengan beberapa ide bisnisnya. Dia pernah memulai usaha laundry hingga menjual handphone (HP) bekas di usia 17 tahun.

Akhirnya dia ikut dengan sang kakak, Nithin yang sudah lebih dulu berkecimpung dan terjun langsung ke perdagangan saham dan belajar berbagai hal. Seiring berjalannya waktu, semua berjalan dengan baik dan kakak beradik itu memulai bisnisnya.

"Tidak ada yang mempekerjakan saya tanpa gelar sarjana. Oleh karena itu, saya harus melakukan sesuatu yang tidak memerlukan gelar tersebut," ujar Kamath.

Namun dalam perjalanannya, mereka merasa apa yang dikerjakan terlalu rumit karena biaya terlalu mahal. Melalui tabungan yang mereka miliki, keduanya melakukan inovasi dengan membangun platform broker atau perantara perdagangan yang sederhana dan terjangkau untuk ditujukan bagi para investor.

"Masalahnya, saat 11 atau 12 tahun lalu, biayanya sangat tinggi. Biaya perantara di India sangat tinggi. Untuk perdagangan penuh waktu, ada banyak rintangan yang harus dilewati seseorang sebelum dia benar-benar bisa mendapatkan keuntungan secara konsisten," jelas Kamath.

2. Menciptakan Peluang yang Berkembang

 

Industri jasa keuangan telah berkembang pesat di India selama beberapa tahun terakhir. Pelanggan yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank, membuka rekening dan konsumen mencari investasi di luar aset tradisional seperti emas dan properti.

Shailesh Lakhani, Direktur Pengelola di Perusahaan Modal Ventura Sequoia India, mengatakan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kombinasi faktor seperti infrastruktur keuangan yang lebih baik. Pada 2020, pandemi semakin mempercepat tren tersebut dan memicu lonjakan global dalam investasi ritel.

Karena itu, Lakhani mengatakan teknologi keuangan akan menjadi salah satu bidang investasi paling subur di India dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu terlihat pada 2019 bahwa setengah dari investasi perusahaan berada di bidang teknologi keuangan.

3. Mampu Berkompetisi

Rata-rata usia para investor yang memanfaatkan platform Zerodha tahun lalu turun dari yang awalnya 32 tahun menjadi 30 tahun. Hal itu setara dengan platform perdagangan pesaingnya, Robinhood yang juga mengalami pelonjakan dan lebih didominasi oleh para milenial.

"Sebenarnya kami memulai mungkin lima tahun sebelum mereka melakukan," kata Kamath.

Meski begitu, Kamath mengatakan bahwa Zerodha tidak akan seperti Robinhood. Terutama dalam hal mengikuti rencana mereka untuk menambahkan modal.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews