AS Izinkan Iran Pesan Vaksin Covid-19 dari Luar Negeri

AS Izinkan Iran Pesan Vaksin Covid-19 dari Luar Negeri

Ilustrasi.

Teheran - Pemerintah Iran menyatakan mereka kini bisa memesan vaksin virus corona (Covid-19) dari luar negeri, setelah pemerintah Amerika Serikat sepakat membuka sementara larangan transfer ke luar negeri terhadap negara itu.

Dilansir Middle East Eye, Sabtu (26/12), Kepala Bank Sentral Iran, Abdolnaser Hemmati, menyatakan Lembaga Pengendali Aset Asing Kementerian Keuangan AS (OFAC), membolehkan Iran mengirim uang ke rekening di Swiss untuk membayar pesanan vaksin corona.

"Mereka menjatuhkan sanksi terhadap semua bank kami. Mereka membolehkan hal ini karena tekanan publik dan bisa mempengaruhi citra terhadap negara lain," kata Hemmati.

Hemmati menyatakan mereka mentransfer US$244 juta, sekitar Rp3.4 triliun, untuk memesan 16.8 juta dosis vaksin dari lembaga binaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Covax. Lembaga itu memberikan kemudahan untuk mendapatkan vaksin bagi negara kecil dan menengah.

Mulanya, kata Hemmati, bank di Korea Selatan yang menyimpan aset Iran menolak mengirimkan uang itu ke Swiss untuk pembelian virus. Mereka menyatakan enggan bertanggung jawab jika uang itu nantinya dicegat dan disita oleh AS.

Akan tetapi, Hemmati meyakinkan bahwa AS sudah memberi lampu hijau supaya Iran bisa membeli vaksin.

Iran juga tengah menggelar uji klinis, yang akan melibatkan ribuan relawan, untuk vaksin corona buatan dalam negeri. Proses itu dilakukan oleh perusahaan farmasi Shifa Pharmed.

Akan tetapi, Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Iran, Mohammad Reza Naqdi, menyatakan mereka tidak akan menggunakan vaksin buatan luar negeri untuk vaksinasi anggotanya.

Sejak awal pandemi, Iran mengeluhkan mereka kesulitan membeli obat-obatan hingga peralatan medis akibat sanksi yang diterapkan oleh Amerika Serikat.

Presiden AS, Donald Trump, pada 2018 hingga hari ini kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Iran. Hal itu dia lakukan setelah menarik AS keluar dari perjanjian nuklir dan menuduh Iran terus mengembangkan program senjata nuklir dan rudal jarak jauh.

Sanksi itu juga membuat perekonomian Iran semakin sulit. Akibatnya, daya beli masyarakat setempat juga melemah.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews