Musim Hujan, Siap-siap Batam Tergenang

Musim Hujan, Siap-siap Batam Tergenang

Sejumlah kawasan di Batam tergenang akibat hujan deras, Kamis (17/12/2020). (Foto: ist/Batamnews)

Batam - Sejumlah wilayah di Kota Batam tergenang akibat hujan deras berintensitas tinggi, Kamis (17/12/2020).

Terpantau, jalan-jalan di kawasan seperti Bengkong, Nagoya, Simpang Kabil hingga Perumahan elit Duta Mas pun terendam air.

 

Komplek Taman Victoria, Duta Mas, Kamis (17/12/2020).

Sistem drainase yang ada, seperti tidak cukup meredam genangan air akibat hujan dengan intensitas tinggi.

Drainase yang ada saat ini butuh waktu sehingga debit air yang tergenang bisa susut segera setelah hujan.

 

Simpang Kabil tergenang, Kamis (17/12/2020).

"Pemko Batam perlu merancang sistem drainase yang efektif mengantisipasi hujan deras. Biar gak gini-gini terus," sebut Yuliani, salah satu warga pemilik toko di Bengkong.

BMKG sebelumnya menganalisa dampak fase awal La Nina pada akhir tahun.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tertulis mengatakan, saat ini tengah terjadi Fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate).

Pos Satlantas di kawasan Nagoya dikepung banjir, Kamis (17/12/2020).

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim, Suratman menjelaskan bahwa dampak dari La Nina ini tidak begitu signifikan di Kepri.

“Karena mungkin daerah kita ini kepulauan, tapi masyarakat tetap diiimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” ujar Suratman belum lama ini.

 

Jl Laksamana Bintan, Bengkong langganan banjir seperti yang terjadi, Kamis (17/12/2020).

 

Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad sebelumnya pernah memetakan masalah dan penyebab banjir di kota Batam

Berdasarkan pemaparan berbagai pihak, kata Amsakar, disimpulkan terdapat tujuh penyebab banjir di Batam

Pertama, karena adanya perubahan tata guna lahan yang semestinya merupakan daerah resapan air menjadi bangunan.

Kedua, kapasitas daya tampung drainase tidak lagi mampu mengimbangi curah hujan dan pertumbuhan penduduk.

 

Banjir di kawasan Nagoya, Kamis (17/12/2020).

Kemudian ketiga, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. "Ini terbukti dengan ditemukannya ratusan botol bekas minuman di dalam drainase," ujarnya.

Lalu, penyebab keempat adalah kembalinya air dari laut  ke darat. Biasanya ini terjadi saat hujan yang bersamaan dengan air pasang. Air yang seharusnya mengalir ke laut, justru kembali meluap lebih besar.

"Ada kasus air tidak bisa dilempar ke laut, di sananya pasang (laut), jadi berbenturan, dan meluap," kata Amsakar.

Kelima, banjir terjadi akibat curah hujan yang relatif tinggi.

Keenam, terjadinya penyempitan di hulu dan hilir drainase.

Dan penyebab terakhir, ketujuh karena kurangnya penegakan hukum terkait pengelolaan sampah. "Karena petugas Satpol PP dan petugas Penyidik PNS kami terbatas," kata dia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews