Batam - Sebagai daerah yang tidak memiliki mata air dari tanah, waduk menjadi satu-satunya sumber untuk suplai air baku di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Saat ini, Batam memiliki enam waduk yang memproduksi air bersih untuk masyarakat. Yaitu Waduk Sei Harapan, Waduk Nongsa, Waduk Sei Ladi, Waduk Mukakuning, Waduk Duriangkang, dan Waduk Tembesi.

Waduk-waduk ini dibangun dan dikelola oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam. Waduk Pertama yang dibangun yaitu waduk Sei Harapan, disusul pembangunan Waduk Nongsa.

Waduk Sei Harapan awalnya dibangun sebagai waduk sementara untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Pertamina Sambu. DAM nya dibuat sementara dengan Water Teatment Plan (WTP) temporer.

Waduk ini dibangun pada Era Ibnu Sutowo 1969. Setelah Pulau Sambu telah memiliki suplai air mandiri, Waduk Sei Harapan dibangun secara permanent untuk kebutuhan masyarakat di Kecamatan Sekupang dan sekitarnya.

Waduk ini mulai beroperasi pada 1979 saat era BJ Habibie memimpin hingga sekarang, dengan kapasitas 210 liter perdetik, dan kapasitas tampungan 3,637 juta meter kubik.

Dengan peningkatan jumlah penduduk di Kota Batam, BP Batam terus membangun waduk-waduk lainnya yang saat ini beroperasi. Waduk terbaru yang baru saja bergabung dalam operasional distribusi air bersih di Kota Batam adalah Waduk Tembesi.

Waduk Tembesi dibangun pada 2014, dan beroperasi pada Oktober 2020 dengan mengalirkan pasokan air baku ke Waduk Mukakuning.

Pengoperasian Waduk Tembesi, selain untuk menyuplai kebutuhan air bersih bagi masyarakat, juga dimanfaatkan untuk memulihkan kondisi Waduk Mukakuning yang sempat mengalami Abstraksi.

“Proyek ini bertujuan untuk mengatasi kemungkinan kekurangan air baku di Waduk Muka Kuning. Pengadaan atau pemasangan jaringan pipa dn. 700 mm (3,6 Km),” kata Plh. Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Purwiyanto.