Batam – Saat ini Bandara Udara Hang Nadim menjadi Bandara satu-satunya di Batam dan terbesar di Kepri yang memiliki runway terpanjang di Indonesia.

Bandara Hang Nadim menjadi Bandara Udara Internasional dengan 18 penerbangan domestik dan 1 penerbangan internasional. Bandara ini memiliki kapsitas penumpang 5 juta pertahun dan 14 ribu perhari saat momen puncak.

Tidak hanya padat pada penerbangan penumpang, sebagai pintu gerbang perekonomian Bandara ini juga memiliki aktivitas yang padat pada fasilitas kargonya. Meningkatkan kapasitas Batam sebagai Kota Industri, Bandara Internasional Hang Nadim terus melakukan pengembangan yang melibatkan swasta.

“Perpres 38/2015 memperbolehkan aset-aset BP Batam untuk dibangun dan dioperasikan oleh BUP dengan berbagai modalitas penyediaan infrastruktur yang diakui, termasuk Desain -Bangun -Pembiayaan - Guna - Pelihara - Serah (DBPGPS-DBFOMT) atau Desain - Bangun - Pembiayaan -Serah -  Guna - Pelihara (DBPSGP -DBFTOM ),” kata Direktur Badan Usaha Bandar Udara dan TIk Hang Nadim Batam, Suwarso.

DBPSGP direkomendasikan sebagai modalitas Proyek , dimana BUP akan mengambil pengoperasian dan pemeliharaan aset-aset Bandara yang eksisting termasuk perancangan , pembangunan , pembiayaan, serta penyerahan hak secara hukum kepada BP Batam, kemudian mengoperasikan dan memelihara fasilitas baru yang dipersyaratkan dalam Spesifikasi Keluaran pada Perjanjian KPBU.

Tahun ini Bandara Internasional Hang Nadim Batam juga merencanakan pengembangan Bandara yang melibatkan beberapa konsorsium yang terdiri dari BUMN, swasta hingga Bandara Internasional luar negeri seperti Singapura dan Korea.

Pengembangan yang dilakukan diantaranya Pengembangan dan revitalisasi Terminal 1, Pembangunan Terminal 2, dan Pembangunan Terminal Kargo Bandara Hang Nadim. Pengembangan ini diperkirakan memakan biaya hingga USD 448 Juta dengan total periode proyek 20 – 50 tahun.