Bandara Hang Nadim Ditargetkan Jadi Logistic Aerocity

Bandara Hang Nadim Ditargetkan Jadi Logistic Aerocity

Bandara Hang Nadim Batam.

Batam – Badan Pengusahaan (BP) Batam menargetkan kargo Bandara Hang Nadim menjadi Logistic Aerocity. Pengembangan ini ditargetkan mulai dilakukan tahun ini. 

BP Batam merencanakan Logistic Aerocity di Batam yang didefinisikan sebagai sistem perkotaan, dimana kota dibangun di sekitar bandar udara.

“Sistem ini secara efisien menghubungkan pemasok, produsen, distributor, dan usaha yang terdampak oleh waktu dengan para pelanggan, klien dan pasar yang jauh,” kata Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim dan TIK Batam, Suwarso. 

Fasilitas kargo saat ini hanya mendukung penanganan (operasi bongkar muat) dan tidak memiliki fasilitas pemilahan atau penyimpanan semalam anotomasi.

Fungsi pengamanan barang kargo juga masih melekat pada BUBU, padahal seharusnya fungsi tersebut ditangani secara khusus oleh regulated agent sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan.

Pada sistem Logistic Aero City cakupan kegiatannya meliputi fulfilment centre untuk mendukung e-commerce, Pusat Konsolidasi dan Distribusi (CDC) barang industri untuk mendukung industri di pedalaman (domestik dan ASEAN), reverselogistic atau penerimaan produk dan material untuk penggunaan kembali atau pembuangan (disposal).

Fitur utama konsep logistic aerocity diantaranya akomodasi Non Resident Inventory (NRI), mengambil keuntungan dari status Batam sebagai FTZ untuk barang off-shore bagi kepentingan peningkatan pajak.

Ekosistem logistik bebas hambatan berpusat di bandar udara, barang-barang yang masuk ke dalam NRI diharapkan dari pemasok global dari seluruh dunia dan barang didistribusikan ke negara-negara lain (ASEAN, Asia timur dan Asia Selatan) dan daerah-daerah di Indonesia.

Dalam NRI bongkar dan muat, penyimpanan, penyortiran, pengemasan, perbaikan dan pemeliharaan, pengumpulan, layanan perdagangan dan layanan penambahan nilai lainnya serta pengangkutan kargo melalui truk/ darat ke pelabuhan atau fasilitas lain di luar bandar udara, merupakan penyediaan jasa yang lebih tinggi dari fasilitas kargo umum saat ini.

Konsep Logistick Aerocity memiliki sasaran pelanggan NRI diantaranya Traditional Courier, Fasilitator Business to Concumer  (B2C) e-commerce yang memiliki bisnis utama untuk membantu pelanggan melakukan pembelian online.

Serta spesialis kargo operator yang berpotensi untuk bergabung dengan pergudangan (sebagai contoh suku cadang, komponen, permesinan khusus, dan persediaan pemulihan bencana). 

“Termasuk operator kargo umum yang akan membutuhkan akses kegudang kargo berikat untuk penyimpanan selama transit,” jelasnya. 

Adapun manfaat konsep logistic aerocity adalah akses yang mudah dengan pelabuhan kontainer Batu Ampar yang cukup dekat (21,4 km) dan memiliki kapasitas berlabuh untuk satu kapal 35.000 DWT pada satu waktu (setara dengan 1 kapal 90.000 TEUs) juga dua pelabuhan kecil yang dapat digunakan untuk mendukung konsep logistik termasuk pelabuhan KCN dan Kabil (1,4 km).


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews