Zona Ketahanan Waduk untuk Menjaga Kelangsungan Penyediaan Air Baku

Zona Ketahanan Waduk untuk Menjaga Kelangsungan Penyediaan Air Baku

Salah satu waduk di Batam yang menjadi salah satu penampung kebutuhan air baku. (Foto: ist)

Batam – Untuk menjaga keberadaan waduk dan ketersediaan air di kota Batam, Badan Pengusahaan (BP) Batam membagi zona ketahanan waduk menjadi tiga zonasi.

Zona pertama merupakan zona inti yaitu waduk itu sendiri. Zona kedua adalah zona penyangga, area 500 meter dari zona inti yang seharusnya tidak boleh ada kegiaan apapun di daerah tersebut. Zona ketiga adala zona transisi yaitu dari batas zona penyangga hingga batas ruang yang ada. 

Namun berbagai aktivitas manusia yang mengganggu kelestarian waduk terus terjadi di daerah tangkapan air dan waduk itu sendiri. Mulai dari alih fungsi lahan seperti aktivitas perkebunan, pemukiman hingga penangkaran ikan. padahal fungsi waduk di Batam adalah single purposes untuk penyediaan air minum saja. 

Kota Batam yang tidak memiliki sumber mata air dari tanah sangat bergantung pada air hujan dan daerah tangkapan air itu sendiri. Sehingga aktivitas di sekitar akan sangat berdampak pada kapasitas air hujan yang ditangkap dan kualitas air waduk. 

Terlebih pohon-pohon dan hutan di sekitar tangkapan air terus dirusak, mulai dari akibat kebakaran hutan yang disengaja maupun tidak disengaja, hingga illegal logging. 

Jangan Sampai Ada Dam Baloi Kedua

 

Kasus tidak berfungsinya Dam Baloi menjadi salah satu contoh akibat ketidakpedulian masyarakat. Dimana, masyarakat nekat tinggal dan beraktivitas di daerah tangkapan air membuat airnya tercemar dan daerah tangkapan airnya rusak. 

Sekarang kondisi waduk Baloi ditumbuhi banyak eceng gondok, bahkan di tubuh bendungan kini juga ada bangunan rumah. Waduk Baloi yang menyumbang kapasitas air baku 60 liter per detik tidak lagi bisa dimanfaatkan masyarakat. 

“Kehilangan Baloi bisa terjadi di waduk lain kalau kita tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan tidak berupaya ikut melindungi waduk kita,” kata Manager Air Baku, Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Hadjad Widagdo.

Waduk Duriangkang sebagai waduk terbesar di Batam kondisinya kini juga memprihatinkan. Batam kini di ambang krisis air baku akibat kapasiatas air di Waduk Duriangkang terus menyusut. Begitupun Waduk Tembesi yang baru akan dioperasikan. 

Untuk menjaga kuantitas air baku di Batam, BP Batam terus melakukan berbagai upaya. Mulai dari pembersihan eceng gondok di Waduk Duriangkang setiap hari, memasang pagar baru di Waduk Sei Ladi, yang akhirnya dipotong kembali oleh pemancing, Patroli rutin di waduk, hingga menjadikan waduk dan daerah tangkapan airnya sebagai obyek vital nasional.

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews