Pemerintah Diminta Usut Agen Nakal yang Pekerjakan ABK Indonesia ke Kapal Asing

Pemerintah Diminta Usut Agen Nakal yang Pekerjakan ABK Indonesia ke Kapal Asing

Anggota PPI Karimun. (Foto: Edo/Batamnews)

Karimun - Komunitas pekerja maritim di Karimun menyoroti kasus ABK Indonesia yang nekat melompat di perairan Karimun dari kapal ikan tempat mereka bekerja milik nelayan China. ABK Indonesia itu kabur karena mengaku tidak tahan dengan perlakuan awak kapal asing itu.

DPW Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) wilayah Karimun, menduga adanya unsur penipuan terhadap dua ABK Kapal Cina yang nekat melompat untuk kabur.

Baca juga: Dua ABK Kabur karena Ogah Dipekerjakan di Kapal Asing

PPI menilai kejadian tersebut bukanlah hal yang baru pertama kalinya, karena juga sudah terjadi sebelumnya, dan menambah cerita pilu pekerja migran di sektor perikanan.

Dari informasi yang didapat dari dua ABK kapal ikan Cina tersebut, mereka nekat kabur dengan cara melompat ke laut, karena dalam bekerja mereka kerap mendapat kekerasan dan juga tindakan yang tidak manusiawi.

"Jika kita berpikir, seberapa sakitnyakah kekerasan dan tindakan yang mereka alami, sehingga mereka nekat untuk terjun ke laut, nyawa adalah taruhannya," ujar Andus Trikardo, ketua PPI.

Menurut Andus, agen yang menyalurkan pekerja tersebutlah yang mengkoordinir atau bertanggungjawab pada ABK yang mereka kirim. Diduga agen-agen tersebut tidak bertanggungjawab.

"Kalau ada pertanggungjawaban, tentu kejadian-kejadian seperti ini tidak akan terjadi," ujarnya.

Diduga agen yang pengurus atau yang mengirim pekerja itu menjanjikan untuk bekerja di darat (pabrik), bukan bekerja sebagai ABK. Bahkan, untuk mengurus segala sesuatunya, agen juga meminta sejumlah uang pada calon pekerja sebelum dikirim.

"Sedikit miris. Di darat diperas, di laut ditindas. Kedua korban ini juga telah membayar sejumlah uang tidak sedikit kepada agen penyalur. Intinya juga ada penipuan," ucap Andas.

"Dengam adanya kejadian seperti ini, peran instansi pemerintah dalam hal ini Menaker, P4TKI sangat dibutuhkan. Pemerintah dinilai lalai dalam menghadapi kasus tersebut," ujarnya.

Baca juga: Pengakuan Dua ABK Kabur dari Kapal Lu Qing Yuanyu 213: Kami Dimaki dan Disiksa 

PPI diakuinya sudah sering melaporkan kasus serupa yang dialami oleh sejumlah tenaga kerja kapal ikan.

"Tolong pemerintah supaya segera bertindak tegas pada agen atau penyalur yang nakal. Bagaimana pun mereka adalah anak bangsa, jangan biarkan ditindas di luar sana," kata Andus.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews