Lufthansa Rugi Rp 33,4 Triliun Akibat Corona

Lufthansa Rugi Rp 33,4 Triliun Akibat Corona

Foto:ist/rmol

Jakarta ‐ Maskapai asal Jerman Lufthansa membukukan kerugian US$2,3 miliar atau Rp33,4 triliun pada kuartal I 2020 akibat pandemi virus corona.

"Lalu lintas udara di dunia macet dalam beberapa bulan terakhir. Situasi ini memengaruhi hasil kuartalan kami ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Chief Executive Lufthansa Carsten Spohr seperti dilansir AFP, Rabu (3/6/2020).

"Mengingat pemulihan permintaan yang sangat lambat, kami harus mengambil langkah-langkah restrukturisasi yang besar untuk mengatasi ini."

Selain penurunan jumlah penumpang secara drastis, penyusutan nilai beberapa aset perusahaan berdampak pada kerugian bersih yang dialami Lufthansa.

Ditambah lagi, penurunan harga bahan bakar yang menyebabkan kerugian 950 juta euro (Rp 15,5 triliun) karena nilai kontrak pembelian dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Kerugian kuartal I yang dialami maskapai yang berdiri pada 6 Januari 1953 itu jauh lebih buruk dibandingkan tahun lalu. Lufthansa mengalami kerugian 342 juta euro (Rp5,4 triliun) pada 2019.

Dewan pengawas maskapai Lufthansa sendiri telah menyetujui dana talangan atau bailout sembilan miliar euro (Rp 146 triliun) dari Pemerintah Jerman. Dewan pengawas meminta para pemegang saham mendukung perjanjian ini yang akan dilakukan secara virtual pada 25 Juni mendatang.

Perjanjian terkait dana talangan ini akan membuat pemerintah memiliki 20 persen saham maskapai. Hal ini membuat pemerintah jadi pemilik saham terbesar Lufthansa.

Selain Lufthansa, maskapai lainnya juga tengah mengajukan permintaan bantuan pada pemerintah agar terhindar dari kebangkrutan. Mulai dari maskapai Prancis-Belanda Air France-KLM hingga maskapai penerbangan Amerika Serikat ; American Airlines, United Airlines dan, Delta Air Lines.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews