Wulan Andirini Blak-blakan soal Prahara KDRT di Rumah Dinas Wali Kota

Wulan Andirini Blak-blakan soal Prahara KDRT di Rumah Dinas Wali Kota

Wulan Andarini. (Foto: Facebook)

Tanjungpinang - Heboh kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami Wulan Andarini, menantu dari almarhum Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul. Wulan melaporkan suaminya Muhammad Apriyandi ke Polres Tanjungpinang.

Wulan saat ini masih dirawat di RSUP Ahmad Thabib, Rabu (27/5/2020). Kepada Batamnews, Ia menceritakan perihal pertikaiannya dengan sang suami yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Tanjungpinang tersebut.

Dikatakan Wulan, kejadian berawal saat ia meminta ponsel untuk menghubungi ibu dan anaknya. Namun ponsel dipegang oleh Apriyandi.

"Saya meminta handphone yang ditahan beliau, karena saya mau menghubungi ibu dan anak saya, karena malam lebaran," cerita Wulan sambil menangis.

 

Wulan dirawat di RSUP Ahmad Thabib.

Ia menolak saat suaminya memberikan ponsel lain.

Wanita yang pernah menjadi Sales Manager Hotel CK Tanjungpinang itu mengaku, ia juga memiliki kepentingan lainnya dari ponsel yang ditahan itu.

Di sana banyak data kerjaan, kontak keluarga dan email usaha online shop yang dijalankannya.

"Saya terima ponsel lain, mending nggak usah. Saya pun kesal, (padahal) sedih dan rindu sama ibu dan anak," ungkapnya.

Gara-gara hal itu, Apriyandi yang kesal dikatakan Wulan melempar ponsel itu ke wajahnya

"Setelah itu mungkin tak puas hati, lalu beliau menarik saya, terus mengarahkan saya ke lemari, saya jatuh diangkat lagi dan dipukul," sebutnya.

Keduanya saat itu berada di rumah dinas Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul. Keadaan saat itu sedang ramai tamu.

Apalagi sang ibu mertuanya, Juariah sedang menjalani isolasi di rumah, karena sebelumnya terkonfirmasi positif Covid-19.

Seperti diketahui, bapak mertua Wulan, Syahrul sebelumnya meninggal belum lama. Syahrul diketahui terkonfirmasi Covid-19. Posisi Wako Tanjungpinang saat ini diduduki Wawako Rahma sebagai Plt Wali Kota.

 

Kondisi bibir Wulan berdarah. (Foto: ist)

"Mungkin karena kegaduhan itu, orang dirumah mendobrak pintu kamar dan masuk melihat saya sudah terkapar lalu memeluk saya, ada adeknya (Apriyandi) juga," ujarnya.

Wulan mengaku pasrah atas perlakuan suaminya itu. Namun yang terpikir olehnya hanya kondisi ibu mertuanya yang sedang sakit dan membutuhkan imunitas yang tinggi untuk sembuh.

"Itu yang saya sedih, dan beliau juga mengusir saya dari rumah, ya udah pergilah, akhirnya setelah kejadian itu beliau keluar, dan saya diberikan obat oleh dokter yang merawat almarhum ayah (Syahrul)," ujarnya.


Tak ada niat menjerumuskan suami ke ranah hukum

 

Ia menuturkan, tak ada niat dihatinya untuk menjerumuskan suaminya ke ranah hukum apalagi dijadikan tersangka. Ia ke Polres Tanjungpinang atas rujukan rumah sakit untuk mendapatkan pengantar visum.

"Saya pun kaget karena ada pemberitaan ramai, yang bikin drop dan sedih, karena ada opini yang menyebutkan cerita ini dibuat-buat," katanya.

 

Surat permintaan visum et repertum terkait KDRT yang dialami Wulan

Kemudian lanjutnya, ia sebenar ingin mengecek kesehatan terhadap dirinya di rumah sakit, namun untuk mendapatkan pengecekan itu pihak Rumah Sakit meminta pengantar dari pihak kepolisian.

 

Apriyandi bantah aniaya istri

 

Muhammad Apriyandi sendiri membantah jika ia menganiaya sang istri, menyusul pelaporan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke polisi.

"Tidak benar atas tuduhan melakukan KDRT itu, saya pastikan tidak benar," ujarnya saat dikonfirmasi Batamnews, Selasa (26/5/2020).

Ia menyebut pelaporan yang dilakukan istrinya ke Satreskrim Polres Tanjungpinang diduga didasari karena sakit hati.

 

M. Apriyandi

"Ada permintaan yang tidak saya penuhi, mungkin itu yang membuat sakit hati dan membuat hal seperti ini (melapor ke polisi)," sebutnya.

Sementara itu terkait foto istrinya yang beredar menunjukkan bibir terluka, menurut Apriyandi hal itu bisa saja tergigit sendiri. "Itu bibir tergigit pun bisa kayak gitu," ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Rio Reza Parindra membenarkan bahwa korban telah membuat laporan di Sentra Pengaduan Kepolisian  (SPK) Mapolres Tanjungpinang.

"Benar ada laporan," kata Rio.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews