Pemerintah Wuhan Resmi Larang Konsumsi Hewan Liar

Pemerintah Wuhan Resmi Larang Konsumsi Hewan Liar

Pasar basah di Wuhan kembali beroperasi. (Foto: AFP)

Jakarta - Pihak berwenang di kota Wuhan, China, pusat pandemi virus corona, secara resmi melarang memakan atau mengonsumsi semua hewan liar. Pada Rabu, pemerintah setempat mengumumkan larangan ini bersamaan dengan pengumuman Wuhan akan menjadi "cagar margasatwa" di mana semua hewan perburuan dilarang dengan pengecualian untuk "penelitian ilmiah, regulasi populasi, pengawasan penyakit epidemi, dan keadaan khusus lainnya."

Sebagai bagian dari larangan tersebut, kota ini memperkenalkan kontrol ketat pada pengembangbiakan semua hewan liar, melarang hewan untuk dipelihara.

Wuhan juga akan bergabung dengan skema yang lebih luas di seluruh negeri untuk menawarkan pembelian kepada petani yang mengembangbiakkan hewan liar. Demikian dilansir dari The Independent, Kamis (21/5/2020).

Wuhan, kota dengan populasi 11 juta jiwa yang berada di Provinsi Hubei itu, tempat pertama kali virus corona muncul akhir tahun lalu.

Asal mula pandemi masih diinvestigasi tapi salah satu sumber yang diduga sumber virus adalah Pasar Makanan Laut Huanan yang juga menjual hewan hidup. Pasar ini dilaporkan menjual lebih dari 30 spesies hewan termasuk anak serigala hidup, jangkrik emas, kalajengking dan musang. China menutup pasar ini ada Januari.

Para peneliti sepakat bahwa penjelasan yang paling masuk akal adalah virus menular dari hewan ke manusia dalam peristiwa “zoonotic spillover”.


Kompensasi Bagi Peternak

China telah mendapat tekanan dari komunitas global untuk mengatasi perdagangan satwa liar ilegal setelah dikaitkan dengan munculnya penyakit zoonosis.

Pekan lalu, dua provinsi di China mengumumkan rencana pembelian hewan liar peternak oleh pemerintah untuk membantu masa peralihan bagi para peternak yang selama ini menggantungkan hidupnya dari berternak hewan liar untuk konsumsi.

Peternak satwa liar di dua provinsi bertetangga, Hunan dan Jiangxi akan diberikan kompensasi untuk beralih dari peternak menjadi petani. Uang kompensasi bisa digunakan untuk menanam buah, sayuran, teh, atau tanaman obat untuk pengobatan tradisional China. Ada juga opsi lain untuk beternak hewan lain seperti babi dan ayam.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews