Sektor Retail Malaysia Makin Terpuruk, PHK Mengancam

Sektor Retail Malaysia Makin Terpuruk, PHK Mengancam

Pusat perbelanjaan Bangsar Village di Malaysia yang lengang saat corona mewabah. (Foto: Malay Mail)

Kuala Lumpur - Bisnis perdagangan retail di Malaysia semakin terbenam. Hantaman virus Corona membuat penjualan anjlok dan para pedagang terancam merugi.

Pusat-pusat perbelanjaan di Malaysia kini memilih tutup dengan anjloknya penjualan retail. Pedagang makanan ataupun restoran banyak yang memilih tutup.

Dalam restoran terbuka di sebuah mall, pembatasan jarak fisik diberlakukan. Pengunjung duduk minimal berjarak lebih dari satu meter.

Untuk pedagang eceran, harus mulai membiasakan sepinya penjualan dianggap sebagai hal yang biasa, meski secara konsekuensi hal itu cukup menyakitkan.

Hal ini membuat keputusan sulit yang tak terhindarkan untuk usaha mikro dan kecil. Dengan arus kas yang ketat dan margin laba yang semakin menipis, hanya dua opsi yang memungkinkan kelangsungan hidup - toko ditutup untuk kebaikan atau pekerja diberhentikan.

"Banyak pedagang eceran sudah menerapkan pemotongan biaya, setidaknya 80 persen," kata Datuk Gary Chua, presiden Asosiasi Pengecer Malaysia dikutip Batamnews dari Malay Mail.

"30 persen dari mereka berharap untuk mem-PHK-kan pekerja dalam enam bulan ke depan."

Pilihan lain adalah menutup cabang toko kemungkinan akan menjadi fokus utama bagi penjual yang dihadapkan pada banyaknya biaya yang belum terbayar.

Hingga 80 persen pengecer mengatakan bahwa mereka telah menyusun rencana atau berada di tengah-tengah pengurangan kerugian, presiden MRA mengatakan, mencatat bahwa beberapa telah melakukan langkah-langkah pemotongan biaya sejak tahun lalu.

Sebesar 50 persen lainnya mengatakan mereka mungkin terpaksa menutup jika kondisi gagal meningkat atau bantuan negara tidak diperpanjang untuk enam bulan ke depan, menurut Chua.

Sentimen konsumen di sektor ritel sudah berada di level rendah dalam dua kuartal terakhir tahun 2019, karena inflasi dan upah yang statis menghancurkan daya beli.

PHK menyasar pekerja tak tetap, diikuti oleh pekerja permanen lapis kedua. Untuk yang terakhir, sejumlah besar telah diberitahu untuk pergi cuti yang tidak dibayar atau dalam kasus terburuk, PHK.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews