Bisnis Ekspedisi di Natuna Nyaris Lumpuh, Omset Turun 90 Persen

Bisnis Ekspedisi di Natuna Nyaris Lumpuh, Omset Turun 90 Persen

Ilustrasi.

Natuna - Bisnis usaha ekspedisi barang di Natuna, Kepulauan Riau mulai terdampak kebijakan larangan mudik yang diterapkan oleh pemerintah. Alhasil, banyak pekerja ekspedisi yang dirumahkan.

Selama ini, ekspedisi di Natuna menggunakan jasa pesawat komersial yang membuka jalur penerbangan ke sana. Namun semenjak larangan mudik diberlakukan, dua maskapai yang selama ini melayani rute Batam-Natuna PP, yaitu Wings Air dan Sriwijaya Air pun di pastikan tidak melayani penerbangan lagi. 

Samsul, penanggung jawab ekspedisi Ninja Express menyebutkan pihaknya menerima barang kiriman dari luar Natuna terakhir kali pada Jumat (24/4/2020) lalu.

Imbas dari hal tersebut, pihaknya terpaksa merumahkan 12 orang karyawan dari awalnya 19 orang karyawan dan hanya menyisakan 7 orang saja.

"Itupun sudah hampir satu minggu ini kami tidak ada aktivitas dikarenakan tidak ada barang yang masuk. Omset pendapatan kamipun turun 90% drastis, karena memang tidak ada yang menggunakan jasa kami lagi untuk mengirim barang ke Natuna," kata Samsul. Selasa (28/4/2020). 

Sementara Dwi selaku Kepala JNE Natuna mengaku omsetnya menurun hingga 75 persen, namun pihaknya mengaku sampai saat ini belum ada karyawan yang dirumahkan. 

Tutupnya jalur penerbangan, membuat Dwi mengalihkan pengiriman barang melalui jalur kargo laut. Imbasnya akan banyak keterlambatan barang, karena biasanya dengan pesawat bisa satu hari sampai, tapi kali ini dengan kapal bisa sampai satu minggu baru. 

"Tapi kita tidak ada pilihan lain dari pada para customer komplain karena barangnya tak kunjung tiba," kata Dwi menjelaskan. 

Sejauh ini mereka juga menyampaikan belum ada perhatian pemerintah daerah dan kompensasi yang diberikan pengusaha ekspedisi dan pekerjanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews