Ahli Biofisika Peraih Nobel: Pandemi Corona Segera Berakhir

Ahli Biofisika Peraih Nobel: Pandemi Corona Segera Berakhir

Michael Levitt, yang memenangkan Hadiah Nobel Kimia tahun 2013. (Foto: nobelprize.org)

Jakarta - Wabah coronavirus atau Covid-19 telah membuat seluruh dunia terhenti ketika pemerintah dan organisasi kesehatan bersiap untuk kondisi terburuk.

Namun perhitungan biofisikawan pemenang Nobel, memberikan harapan baru bahwa akhir pandemi Korona sudah dekat.

Michael Levitt, yang memenangkan Hadiah Nobel Kimia tahun 2013, menganalisis 78 negara yang telah melaporkan lebih dari 50 kasus Covid -19 baru setiap hari dan mengatakan bahwa ia telah melihat "tanda-tanda pemulihan", demikian dilaporkan harian Israel Calcalist.

“Ketika membahas penyakit, itu sangat menakutkan orang karena mereka terus mendengar tentang kasus baru setiap hari.

Tetapi fakta bahwa tingkat infeksi melambat berarti akhir pandemi sudah dekat,” katanya.

Pada bulan Februari, Levitt telah menulis kepada teman-temannya di Tiongkok bahwa negara itu akan keluar dari fase terburuknya jauh lebih awal daripada yang diklaim oleh para pakar kesehatan global.

Pesannya telah menyebar seperti api di Tiongkok dan orang-orang melihat perhitungannya terbukti benar dalam beberapa minggu ke depan. Sekarang, Levitt memiliki dugaan yang sama untuk kasus coronavirus di seluruh dunia.

Berbicara kepada Calcalist, profesor Stanford mengatakan bahwa dia mulai mempelajari angka-angka pada 1 Februari. Dia menganalisis dan menghitung jumlah kematian yang dilaporkan setiap hari di Tiongkok, mempelajari pola itu dan membuat dugaan berdasarkan informasi.

Levitt memperhatikan bahwa Provinsi Hubei Tiongkok memiliki 1.800 kasus baru setiap hari. Pertumbuhan eksponensial terlihat sampai 6 Februari, tetapi hari berikutnya, "jumlah infeksi baru mulai turun secara linear dan tidak berhenti".

Setelah seminggu, hal yang sama terjadi dengan jumlah kematian. Berdasarkan statistik ini, Levitt memperkirakan pandemi akan kehilangan kekuatannya dalam waktu dua minggu. Sekarang ilmuwan Israel itu percaya virus itu akan hilang dari Tiongkok pada akhir Maret.

Dia menambahkan bahwa jika negara memastikan social distancing atau jarak sosial dan perjalanan minimal, maka sebagian besar akan dapat menyingkirkan wabah virus segera. “Situasi nyata tidak mengerikan seperti yang mereka bayangkan," tandas Levitt.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews