Seperti Apa Modifikasi Hujan Buatan di Batam?

Seperti Apa Modifikasi Hujan Buatan di Batam?

Proses menstimulasi pembentukan awan hujan dengan zat glasiogenik. (Foto: ilustrasi)

Batam - Dalam mengatasi krisis air di Batam, Badan Pengusahaan (BP) Batam bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk meningkatkan volume waduk-waduk sumber produksi air bersih di Batam.
 
Kerjasama ini dilakukan dengan menghadirkan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk membuat hujan buatan di Batam.  
 
Kendati demikian, Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam Binsar Tambunan mengatakan, penerapan teknologi hujan buatan terkendala tidak adanya awan columbus di Batam dan sekitarnya.
 
"Modifikasi hujan buatan ini tanpa awan tersebut tidak bisa dilakukan. Tapi kata BMKG keberhasilannya di April-Mei karena ada awannya. Dan kita harapkan hujannya lebat dan jatuh di DTA waduk kita," kata Binsar
 
TMC mempercepat proses turunnya hujan dan hujan tersebut hanya terjadi di Batam saja, terutama Daerah Tangkapan Air (DTA) di waduk- waduk di Batam, sehingga ketersedian air di waduk-waduk segera naik, sehingga penerapan rationing tidak terjadi bagi pelanggan di Batam. Terlebih di masa-masa mewabahnya Covid-19, kebutuhan air bersih sangat diperlukan semua pihak.
 
"Kita menghindari rationing karena situasi yang sulit pandemi Corona. Kita ingin persedian air di rumah, kantor dan tempat lainya cukup. Apalagi mendekati bulan suci. Tentu ini kita antisipasi bersama," ujar Binsar.
 
Selain itu, untuk menjaga kualitas air baku pembersihan eceng gondok terus dilakukan. Seluas 20 hektare titik dari total lokasi waduk sudah dibersihkan dari tumbuhan enceng gondok yang memicu pendangkalan waduk.

"Alat harvester untuk membersihkan eceng gondok di genangan air. Kita juga gunakan long arm amphibius excavator untuk membersihkan di pinggiran dam sehingga lumpur dan eceng gondoknya kita keluarkan. Sehingga, kapasitas waduk kita bisa terjaga," ucap Binsar lagi.
 
Selain itu untuk menjaga daerah tangkapan air (DTA), dari sampah dan sedimen yang terbawa saat musim hujan, juga disediakan sedimen trap atau perangkap sedimen di area sekitar Kepri Mall dan Perumahan Duta Mas Baam Kota.  
 
Hal senada juga di utarakan Dendi Gustinandar, Direktur Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam. Ia meminta masyarakat menggunakan air bersih seperlunya.

 "Kebutuhan air masih cukup. Kita minta ATB tidak lakukan ratioing. Namun, masyarakat diminta untuk menghemat dalam penggunaan air bersih," tutur Dendi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews