Ini Tanggapan Pelaku Usaha Kecil dan Warga Terkait Pencabutan Subsidi Gas 3 Kilo

Ini Tanggapan Pelaku Usaha Kecil dan Warga Terkait Pencabutan Subsidi Gas 3 Kilo

Ilustrasi gas 3 kg. (foto: bisnis.com)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Masyarakat dan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) mikro di Batam menentang keras wacana Kementerian ESDM untuk mencabut subsidi gas 3 kilogram. Mereka menganggap wacana tersebut akan memperparah perekonomian.

Kota Batam dijadikan pilot project untuk pencabutan subsidi gas 3 kilo dianggap kurang tepat. Karena masyarakat Batam pada umumnya buruh, nelayan dan pelaku usaha mikro.

"Belum tepatlah, masyarakat Batam rata-rata buruh yang penghasilannya pas-pasan. Kabarnya harganya menjadi Rp 40.000 hingga Rp 45.000, naiknya seratus persen," ujar Joe warga Bengkong, Selasa (18/8/2015).

Sambungnya, kabarnya akan diganti dengan uang melalui Kartu Indonesia Sejahtera (KIS). Apakah penyaluran kartu tersebut akan tepat sasaran, saya rasa hanya segelintir orang saja yang menerima kartu tersebut.

Joe menyambung, dengan pencabutan subsidi tersebut akan sangat memberatkan masyarakat, belum lagi harga sembako di pasaran sudah naik semua. Sementara untuk kebutuhan gas 3 kilo setiap rumah tangga rata-rata minimal 2 tabung selama sebulan, ucap Joe.

Selain masyarakat, pencabutan subsidi tersebut akan berdampak besar terhadap usaha mikro. Secara otomatis mereka akan menaikan harga barang dagangannya.

"Bisa hancur kalau terjadi mas, saya dalam satu hari menghabiskan 1 hingga 2 tabung. Mau berapa lagi tambahan modal nantinya, sementara gas 12 kilo harganya mahal, " ujar Tomi pengusaha roti di Bengkong Harapan pada Batamnews.co.id.

"Usaha kecil seperti kami bisa tutup. Karena secara otomatis harga roti nantinya bakalan naik, sekarang saja sudah mulai sepi apalagi kalau harganya naik," bebernya.

(isk)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews