Fakta-fakta Pasien Positif Corona Batam

Fakta-fakta Pasien Positif Corona Batam

Ilustrasi. (Antara)

Seorang warga Batam berjenis kelamin perempuan (51) diisolasi di RSUD Embung Fatimah karena positif terjangkit Covid-19.

Dari pelacakan yang dilakukan tim penanganan corona, wanita tersebut sempat menghadiri seminar jemaat GPIB di Aston Hotel Bogor. Seminar itu dihadiri perwakilan gereja dari beberapa daerah di Indonesia pada 25-28 Februari.

Ikut seminar di Bogor

Kekinian, diketahui dua peserta seminar dari Jakarta dan Lampung sebelumnya sudah meninggal setelah dinyatakan positif corona. Dikabarkan juga banyak dari tamu yang hadir sedang diisolasi dan dirawat saat ini.

Wanita 51 tahun itu juga disebut melakukan perjalanan di Jakarta dan Yogyakarta, sebelum kembali ke Batam pada 4 Maret. Sebelum pulang ke Batam tersebut, ia sempat melakukan perjalanan di Jakarta dan Yogyakarta. Ia berangkat sebelumnya tanggal 21 Februari 2020 ke Jakarta.

“Setiba di Batam, lalu pada tanggal 5 maret, pasien mengeluhkan sakit demam, batuk berdahak,” kata Wako Rudi, memberi penjelasan dalam konfrensi Pers.

Setelah itu, pasien berobat ke Puskesmas di dekat rumahnya. Dan kemudian kondisi pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona atau Covid-19 ini membaik pada tanggal 7 Maret 2020.

Selanjutnya pada tanggal 10 Maret 2020 kembali berobat ke Puskesmas dekat rumahnya, dan kemudian dirujuk ke RSUD Embung Fatimah. “Setelah dirawat, lalu tanggal 13 Maret diperbolehkan pulang ke rumah,” jelas Rudi.

Namun esok harinya pada tanggal 14 Maret 2020 pasien tersebut datang kembali ke RSUD Embung Fatimah mengeluhkan demam, batuk berdahak dan sesak nafas.

“Pasien segera dirawat di ruang UGD,” kata Rudi.

Pihak rumah sakit melalui dokter kemudian mendiagnosis dan mengarah ke pneumonia. Oleh dokter RSUD Embung Fatimah melakukan penanganan lebih lanjut.

“Sudah masuk kategori pasien dalam pengawasan, diambil sampel swapnya, dan hasilnya keluar, dinyatakan positif,” kata Rudi.


Ada peserta yang sudah meninggal karena Covid-19

Kadinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi menyebutkan pasien Batam tersebut tertular dari cluster yang berada di Jakarta. Ia sempat menghadiri acara dengan banyak orang di Bogor.

Beberapa orang yang mengikuti acara itu sudah ada yang postif, bahkan ada yang sudah meninggal dunia.

Saat ini, pemerintah beserta pihak terkait melakukan penulusuran terhadap 60 orang yang melakukan kontak dekat (close contact) dengan pasien. Mereka akan dikarantina dan ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).

“Sedang di-tracing (dilacak), ada 60 orang yang close contact dengan pasien tersebut,” ujar Wali Kota Batam, Rudi.


Sempat berobat ke puskesmas

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, awalnya pasien berobat ke Puskesmas karena mengeluhkan sakit demam dan batuk berdahak.

“Diagnosis oleh dokter, dan diketahui suspect demam berdarah,” ujar Didi usai konferensi pers di Kantor Wali Kota Batam, Kamis (19/3/2020).

Diagnosis itu diambil Karena pada saat itu pasien tidak menunjukkan sesak nafas. Dan beberapa hari setelahnya ada gejala demam menghilang. “Jadi awalnya tidak keluhan sesak nafas,” kata Didi.

Tetapi setelah itu, pada tanggal 14 Maret 2020, pasien kembali lagi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah dan mengeluhkan demam serta sesak nafas.

Oleh pihak Rumah Sakit, pasien segera ditetap sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Ia kemudian diisolasi, tenaga medis langsung memakai Alat Pelindung Diri (APD) untuk menangani pasien tersebut.

“Kemudian diambil sampel swapnya, dan hari ini dinyatakan positif,” jelas Didi.


5 lokasi yang disinggahi

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan pihaknya sedang melakukan penelusuran di lima tempat yang bersinggungan dengan pasien itu.

Kelima tempat itu, yaitu pesawat yang ditumpangi dari Jakarta. Berarti dua kursi depan dan di belakang harus menjalani pemeriksaan. "Kalau tidak salah ada 30 orang, dan itu yang paling banyak kontak dengan pasien," ujar Didi.

Lalu tempat yang kedua yaitu kediaman pasien. Ada tiga orang anggota keluarganya kontak dekat dengan pasien, baik itu suami dan dua anaknya. "Yang ketiga itu mobil yang ditumpangi pasien dari bandara menuju rumah," katanya.

Penulusuran tempat selanjutnya yaitu satu Puskesmas yang sempat dituju pasien untuk memeriksakan diri. Serta terakhir satu rumah sakit swasta yang sempat merawat pasien dengan diagnosa terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) sebelumnya.


Ada 9 orang dekat beresiko tinggi tertular

"Jadi ada lima titik ini yang akan ditelusuri. Sembilan orang (yang close contact dengan pasien di lima lokasi itu) diantaranya memiliki risiko tinggi tertular. Tim sudah petakan dan besok mulai turun," kata dia.

Didi memperkirakan jumlah orang yang kontak dekat dengan pasien cukup banyak. Namun saat ini dipastikan ada 60 orang yang akan dikarantina di Asrama Haji.

"Sedangkan untuk tenaga medis yang close contact dengan pasien akan menjalani observasi di rumah masing-masing. Karena mereka tenaga medis, pasti mereka sangat paham akan kondisi diri mereka," katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews