Batam - Rumah sakit yang menjadi rujukan tempat penanganan pasien virus Corona atau Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau kekurangan fasilitas pendukung.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi alat yang masih kurang adalah air purifier yang digunakan sebagai pembersih udara ruangan. 

“Masih kurang, seperti air purifier yang seharusnya dipasang di ruang isolasi, air purifier ini berguna untuk udara yang keluar itu sudah clear, tidak ada kuman dan virus,” ujar Didi, Jumat (20/3/2020). 

Saat ini ruang isolasi di RSUD Embung Fatimah yang menjadi rumah sakit rujukan belum memiliki air purifier. Sewaktu pembangunan ruang isolasi, diakuinya tidak diikuti dengan pengadaan air prutifier. 

“Mekanisme anggaran, tahun ini ada pengadaannya,” kata Didi. 

Namun karena sudah ada satu orang yang positif Covid-19 di Batam, pihaknya akan segera mengusahakan air purifier tersebut. 

“Tetapi yang paling penting itu alat pelindung diri, itu untuk tenaga medis kita,  sampai saat ini, kita masih kekurangan banyak,” kata Didi. 

Selain peralatan, Didi juga mengakui rumah sakit rujukan di Batam masih kekurangan tenaga medis. Tetapi untuk ruangan isolasi, Didi mengatakan sampai saat ini masih memenuhi kebutuhan. 

“Kita masih kekurangan tenaga medis, baik di RSUD maupun RSBP,” katanya. 

Seperti faktanya di RSBP, ada 9 tenaga medis termasuk leader (pemimpin) yang berjaga di ruang isolasi. Sementara itu ruang isolasi ada 8 ruangan. 

Pasien yang diisolasi tersebut berkaitan dengan Covid-19. Baik itu pasien positif maupun pasien dalam pemantauan. 

Untuk prosedur yang ditetapkan, satu orang pasien seharusnya dirawat oleh satu orang pasien. Akan tetapi saat ini, tiga orang pasien dirawat oleh dua tenaga medis. 

“Tenaga medis kita masih kurang banyak,” katanya.