Anggota DPRD Kepri, Uba: Wisata Pulau Galang Bisa Mati Jika Ada RS Corona

Anggota DPRD Kepri, Uba: Wisata Pulau Galang Bisa Mati Jika Ada RS Corona

Gerbang menuju Pagoda Quan Am Tu peninggalan pengungsi Vietnam yang menjadi lokasi wisata sejarah dunia di Pulau Galang. (Foto: DetikTravel/Tedi Permana)

Batam - Anggota Komisi I DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging menolak pembangunan rumah sakit khusus penyakit menular dan juga rencananya menangani pasien virus corona di eks camp Vietnam, Pulau Galang, Batam.

“Tentu kita merasa prihatin dan merasa duka dengan wabah virus corona, ini ancaman bagi kita semua,” ujar Uba, Sabtu (7/3/2020).

Menurutnya keputusan pemerintah dalam menentukan lokasi RS Khusus ini perlu dikaji ulang, karena secara historis eks camp Vietnam memiliki sejarah kemanusiaan.

“Sampai hari ini tidak terlihat upaya untuk membuat tujuan wisata itu, padahal lokasi kita begitu strategis, potensi pariwisata luar biasa, namun justru kita dikagetkan pembangunan rumah sakit,” ucap Uba.

Selain itu, Uba juga menganggap pemerintah tidak memberikan contoh yang baik. Karena eks camp vietnam merupakan situs sejarah yang harus dikembangkan. “Nanti ada spekulasi muncul, seolah-olah pemerintah tidak menghargai situs dunia itu,” ucapnya.

Batam saat ini juga mengandalkan sektor pariwisata, tidak hanya pada industri yang semakin merosot saat ini. Ditambah lagi Batam tidak memiliki sumber daya alam (SDA), seperti pertambangan atau sejenisnya.

“Justru karena SDA kita yang tidak ada, maka dari itu sebaiknya dimanfaatkan sektor pariwisata ini,” jelas Uba.

Jika pembangunan rumah sakit ini dipaksakan, menurutnya akan membuat program pemerintah daerah maupun Badan Pengusahaan (BP) Batam menjadi mundur.

“Lalu apa insentif dari pemerintah pusat, kompensasinya bagaimana, kalau ini jadi (rumah sakit), maka Pulau Galang ini jadi mati,” katanya.

Karena menurutnya sudah ada contoh kasus yang hampir sama terjadi di Italia, pihak pemerintah Italia membangun rumah sakit khusus untuk menangani pasien wabah pes di pulau Poveglia tahun 1576. Dan sampai saat ini menjadi pulau yang tak berpenghuni.

Ia menambahkan jika alasan pemerintah memilih Pulau Galang karena didukung infrastruktur. Maka menurut sarannya pemerintah seharusnya justru memilih pulau yang tidak memiliki infrastruktur yang tidak memadai.

“Sekaligus aja dibangun infrastrukturnya,” katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews