Duluan Ayam atau Telur, Ini Kisahnya Sampai Misteri Terpecahkan

Duluan Ayam atau Telur, Ini Kisahnya Sampai Misteri Terpecahkan

Ilustrasi.

Jakarta - Ayam atau telur, mana yang duluan? Boleh dibilang pertanyaan ini adalah tebak-tebakan terjadul di dunia. Sampai sekarang, masih banyak orang berdebat ketika membahasnya. Orang akan terpecah dalam dua kubu, tim ayam duluan dan tim telur duluan.

Sebelum menjawab pertanyaan misterius ini, coba kita runut lagi bagaimana perjalanan 'ayam atau telur duluan' ini dari berbagai sumber.

Tidak diketahui siapa dan kapan tepatnya pertama kali pertanyaan ini muncul. Namun awalnya, pertanyaan ini masih sebatas lelucon untuk terlihat 'sok pintar' secara ilmiah.

Semua berubah ketika Stephen Hawking, salah satu orang jenius di dunia, mulai membahas 'ayam atau telur duluan' secara serius. Hawking mengatakan, telur lebih dulu ada. Semua orang tentu saja percaya padanya karena Hawking adalah sosok yang tak diragukan kepintarannya.

Kemudian pada 2010, para peneliti dari Sheffield University dan Warwick University, Inggris, secara khusus melakukan penelitian untuk memecahkan teka-teki ini. Mereka mengulik telur ayam dan memanfaatkan komputer super milik UK Science Research Council bernama HECToR (High End Computing Terascale Resource).

HECToR diprogram untuk menghasilkan inti tertentu dan sejenis protein bernama Overledidin (OC-17) kurang lebih selama satu pekan. Sampai akhirnya, mereka menemukan bahwa protein yang dibutuhkan untuk membentuk cangkang telur itu secara eksklusif hanya ditemukan di ovarium dari ayam betina.

Bukan ilmuwan namanya kalau tidak menyertakan alasan dan bukti kuat untuk mendukung kesimpulan mereka. Kuncinya adalah senyawa protein OC-17 tersebut. Protein yang berada di ovarium ayam betina ini berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat pembentukan cangkang telur.

Dengan demikian, jawaban Hawking bahwa telur yang duluan ternyata salah. Ya, dari penelitian ini disimpulkan bahwa ayam ada duluan, karena cangkang telur tidak bisa dibuat tanpa protein yang berasal dari ovarium si ayam betina.

"Telah lama orang-orang menduga telur lebih dulu ada. Tapi sekarang, kita memiliki bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sebenarnya ayam yang pertama ada," kata Dr Colin Freeman, dari Sheffield University.

Lalu dari mana 'ayam pertama' yang menghasilkan 'telur pertama' berasal? Nah, untuk pertanyaan satu ini, evolusi memberikan perspektif yang mencerahkan. Secara sederhana, teori evolusi itu bisa dirumuskan seperti: evolusi = seleksi alam + mutasi.

Apapun nama spesiesnya di zaman dulu, ayam telah berevolusi menjadi wujudnya sehingga seperti yang sekarang kita lihat.

Menurut Australian Academy of Science, ayam pertama lahir dari mutasi genetik yang berasal dari DNA hewan yang memiliki bentuk menyerupai ayam. Binatang yang dimaksud adalah Red Junglefowl atau ayam hutan merah yang memiliki nama latin Gallus gallus.

Mutasi genetik tersebut terjadi pada sel pertama. Selanjutnya, mutasi-mutasi itu menggandakan diri ke setiap sel tubuh lain saat embrio ayam tumbuh. Proses tersebut menghasilkan ayam, yang kemudian disebut sebagai Gallus galus domestics.

Gallus gallus memiliki lapisan telur yang kurang produktif dan agresif jika dibanding dengan hasil mutasinya, Gallus gallus domestics. Bukti arkeologi menunjukkan, Gallus gallus pertama kali dijinakkan sekitar 10.000 tahun lalu. Namun, analisis DNA dan simulasi matematis menunjukkan ayam sudah ada sejak 58.000 tahun silam.

Jadi kesimpulannya, ayam muncul dari 'non-ayam' melalui perubahan kecil dalam DNA. Sebelum 'ayam sejati' terbentuk, sudah ada non-ayam. Perubahan DNA muncul di sel yang ada di dalam telur, jadi telur lebih dulu ada.

Ternyata, pertanyaan sederhana seperti ini perlu penjelasan ilmiah dan cukup membuat kening berkerut.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews