Begini Nasib AR, Siswi Putus Sekolah yang Dibully Guru Agama

Begini Nasib AR, Siswi Putus Sekolah yang Dibully Guru Agama

KPPAD Provinsi Kepri saat melakukan asesmen terhadap korban termasuk asesmen psikologis yang dilakukan Mahmud Syaltut. (Foto: lindungianak.com)

Batam - Rasa malu menjadi tekanan AR usai diteriaki 'Lonte' oleh guru agamanya beberapa bulan lalu. Kini gadis yang sudah berhenti dari SMK 1 Anambas itu berusaha untuk bangkit dari bullyan yang membuat hidupnya terpuruk.

Dari asesmen psikologis yang dilakukan terhadap AR oleh psikolog, AR tidak sampai trauma. Hanya saja gadis itu sangat terganggu dengan kejadian yang dialaminya. Hal ini berdampak pada semangatnya untuk bersekolah lagi.

Baca juga: KPPAD Kepri Geram Siswi di Anambas Dibully Guru Agama dan Disebut Lonte

Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri mengunjungi AR, Sabtu (18/1/2020) lalu untuk melihat kondisi gadis tersebut. Ia kini tinggal dengan pamannya di daerah Tiban, Batam.

Ketua dan anggota KPPAD Kepri Erry Syahrial dan Mahmud Syaltut melakukan asesmen psikologis terhadap korban.

‘’Korban tidak sampai trauma, namun sangat terganggu dengan kejadian tersebut. Ditambah lagi disusul dengan munculnya konflik orangtua dengan sekolah membuat korban tidak mau sekolah lagi,’’ ujar Mahmud Syaltut, psikolog KPPAD Kepri dilansir Batamnews dari lindungianak.com.

Dijelaskan Mahmud Syaltut, yang dibutuhkan korban saat ini adalah dukungan orangtua, keluarga dan pihak lainnya untuk memberikan motivasi.

‘’Sangat disayangkan kalau korban sampai benar-benar putus sekolah karena masih ada kesempatan untuk bersekolah karena belum lama putus sekolah sejak kejadian,’’ ujar Mahmud.

Setelah diberhentikan dari SMKN 1 Anambas, AR sempat bersekolah sementara di SMKN 2 Tanjungpinang sejak 7 Januari 2020 lalu. Namun selama seminggu bersekolah, pengurusan pindahnya dari SMK 1 Anambas belum selesai.

Surat pindah belum dikeluarkan oleh SMKN 1 Anambas yang mengeluarkan AR. Selain itu, nilai rapornya semua merah atau di bawah standar kelulusan. Sementara pihak SMKN 2 Tanjungpinang hanya memberikan waktu selama seminggu bagi keluarga AR untuk mengurus.

Alhasil AR  tidak lagi masuk di sekolah SMKN 2 Tanjungpinang. AR kemudian berangkat ke Batam untuk tinggal bersama pamannya di Batam. Selain pamannya, di Batam ada juga kakek dan neneknya. Akhirnya AR memutuskan untuk mengambil paket C.

Baca juga: Siswi SMKN 1 Anambas Putus Sekolah Akibat Diteriaki Lonte oleh Guru Agama

Setelah KPPAD Kepri melakukan asesmen dan berjanji mengurus sekolahnya di Batam, AR sedikit lega. Ia awalnya pasrah dengan paket C.  Namun akhirnya AR menyatakan mau untuk bersekolah lagi di jalur reguler seperti biasa setelah bertemu dengan KPPAD.

"Kakek dan nenek AR turut memberikan motivasi agar AR kembali bersekolah. Rencananya, AR dicarikan sekolah SMK di Batam dengan jurusan yang sama," ujar Ketua KPPAD Erry Syahrial.

 

AR Diupayakan Bersekolah Lagi

KPPAD Kepri mengupayakan agar AR bisa bersekolah lagi. AR dianggap memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan seperti anak lainnya.

‘’Jangan sampai setelah korban bully, ia menjadi korban diskriminasi dan korban penelantaran, sehingga putus sekolah dan semakin terpuruk, ujar Erry Syahrial, Ketua KPPAD Kepri.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews