Limbah Musiman Sludge Oil Hantui Pantai Bintan Tiap Musim Utara

Limbah Musiman Sludge Oil Hantui Pantai Bintan Tiap Musim Utara

Limbah sludge oil di Pantai Lagoi, Bintan. (Foto: Dok. Batamnews)

Bintan - Limbah minyak hitam (sludge oil/ tar) yang kerap mengotori Pantai Trikora membuat pengusaha pariwisata resah. Seperti yang dirasakan Marck Van Loo, pengelola Mutiara Beach Resort Bintan.

"Limbah yang cair berwarna hitam dan berminyak itu telah kotori Pantai Telukdalam Trikora," ujar Marck, Rabu (15/1/2020).

Para  pengelola pariwisata resah. Apalagi limbah tersebut semakin meluas mengotori seluruh pantai di wilayah timur Kabupaten Bintan.

Kondisi pantai semakin parah dan menyedihkan. Karena nyaris menutupi seluruh pasir putih di pantai resort ini.

"Semakin parah dan menyedihkan. Jika begini terus bisa merugi karena dampaknya bisa kepada kunjungan wisatawan," jelasnya.

Marck berharap ada penanganan serius dari pemerintah pusat. Apalagi yang diserang limbah merupakan wilayah pariwisata.

"Sekarang kami hanya mampu membersihkan dengan cara konvesional seperti biasa agar pantai dapat dipergunakan untuk aktivitas wisatawan," katanya.

Warga Pantai Trikora, Josep mengaku sudah beberapa pekan ini limbah minyak hitam menyerang pantai dari Kawasan Desa Tanjung Berakit sampai ke Desa Malang Rapat.

"Limbah yang mencemari pantai ini tidak tanggung-tanggung. Dulunya hanya ampas limbah sekarang pakai karung limbahnya," sebutnya.

Ia menambahkan jika limbah minyak hitam ini ditemukan paling banyak Senin (13/1/2020). Untuk di Pantai Kawasan Berakit, informasinya ada puluhan karung berisikan limbah.

Lalu di Pantai Trikora tepatnya di salah satu penginapan dan Pelabuhan Dakomas ditemukan belasan karung berisi limbah.

"Sudah parah sekarang kondisi pantai kita, tapi mengapa pemerintah tidak mampu tangani masalah ini. Dimana mereka?" katanya.

Tidak hanya pengusaha saja yang mengeluhkan datangnya limbah ini. Warga pun terganggu dengan limbah yang kotor dan berbau menyengat.

“Ya kami warga kalau ke pantai pasti kena tar/sludge oil. Kalau kena kaki susah dibersihkan, kena baju susah hilang. Akhirnya banyak orang-orang tak mau lagi mandi di laut karena limbah ini,” ucapnya.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews