Dua Siswa SMP di Batam Tak Mau Hormat Bendera, Sturman: Perkuat Pendidikan Karakter

Dua Siswa SMP di Batam Tak Mau Hormat Bendera, Sturman: Perkuat Pendidikan Karakter

Anggota DPR Sturman Panjaitan memberikan materi dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan di Kota Batam. (Foto: istimewa)

Batam - Dua siswa SMP di Batam dikeluarkan dari sekolah lantaran karena tak menghormat bendera Merah Putih memunculkan pro dan kontra di tengah publik.

Namun, anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Kepulauan Riau, Sturman Panjaitan menilai kejadian tersebut harusnya menjadi pelajaran bagi seluruh komponen masyarakat. 

“Tak terkecuali dari pemerintah terkait,” ujar Sturman dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan di Kota Batam, Jumat (29/11/2019).

Ia juga menegaskan pemerintah, dalam hal ini bagian komponen pendidikan harus mengambil perhatian penuh mengenai masalah ini. 

“Komponen pendidikan harus didorong terus untuk memperkuat pendidikan karakter,” katanya. 

Sturman pun memberi contoh jika paham radikal ini bukan menjadi suatu hal baru di Indonesia. Sebenarnya, ini telah sejak lama menjadi fokus perhatian pemerintah pusat.

“Seperti di beberapa daerah yang juga berperang akibat konflik kesukuan. Ini harus kita tanamkan betul Pancasila itu, walau berbeda tapi kita hormati perbedaan itu. Bukan menjadikannya sebagai dasara untuk berselisih,” jelasnya. 

Sementara itu, Akademisi Kota Batam Gita Indrawan yang juga sebagai salah seorang narasumber sosialisasi tersebut menyebutkan kasus radikalisme menjadi tugas atau tanggungjawab besar bagi seluruh pihak.

Menurutnya, dengan adanya kejadian di salah satu sekolah itu, pemerintah harus kembali meningkatkan kualitas pendidikan setiap muridnya.

“Sebagai contoh di Jepang, anak usia dini diajarkan untuk disiplin dan bertanggungjawab. Hal kecil seperti mengantre itu menjadi fokus perhatian mereka, kenapa tidak ini yang kita tanamkan juga agar generasi bangsa menjadi lebih baik,” ujarnya. 

Pada kesempatan tersebut, turut hadir sebagai peserta dari kalangan mahasiswa. Salah seorang mahasiswa, Fajri meminta agenda sosialisasi tidak hanya untuk instansi formal, namun sektor informal juga harus dilaksanakan.

“Orangtua dan aspek lain di luar mahasiswa dan siswa juga penting untuk dilibatkan. Jadi berkorelasi seluruhnya agar pengamalan nilai Pancasila dapat maksimal,” katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews