Tanggapan Menteri Sri Mulyani Kini Harus Kerja Bareng Prabowo Subianto
Jakarta - Ketua Umum Gerindra yang juga Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, beberapa kali melontarkan kritik kepada Menteri Sri Mulyani saat masa kampanye presiden 2019. Salah satunya tentang kinerja utang Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Sri Mulyani, mengatakan bahwa dirinya tak menyimpan dendam terhadap rekan kerjanya itu saat ini. Dia menegaskan siap bekerja sama dengan Menteri Prabowo untuk menyukseskan program Presiden Jokowi.
"Ya tidak apa-apa kan kita kerja. Kita bekerja di bawah pimpinan bapak presiden," ujarnya saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Menteri Sri Mulyani menambahkan fokus kerja dirinya ke depan ialah bagaimana mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM). Khususnya di bidang pendidikan, tenaga kerja, kemampuan, kesehatan hingga pengentasan kemiskinan.
Selain itu, Menteri Sri Mulyani juga akan meningkatkan kompetensi, inovasi, dan daya saing Indonesia sehingga bisa menekan defisit neraca transaksi berjalan. "Tentunya melalui peningkatan kualitas dari proses industrialisasi di Indonesia, policy perdagangan," tuturnya.
Prabowo: Jangan Disebut Lagi Menteri Keuangan, Tapi Menteri Pencetak Utang
Sebelum, Prabowo yang menjadi calon presiden nomor urut 02 kala itu, mengaku sangat prihatin dengan jumlah utang Indonesia yang saat jumlahnya cukup besar. Hal itu ia sampaikan saat melakukan orasi kebangsaan di depan massa pendukung dari Alumni Perguruan Tinggi seluruh Indonesia.
Dengan banyaknya utang, dia ingin menyindir nama Menteri Keuangan diganti nama menjadi Menteri Pencetak utang. Oleh karena itu, ia berjanji bersama dengan Sandiaga Uno akan mengumpulkan putera-puteri terbaik Indonesia yang terbaik di Republik Indonesia, jika diberi mandat oleh rakyat Indonesia.
"Kita akan kumpulkan yang terbaik dari semua kelompok etnis, dari semua suku, semua agama, dari semua latar belakang. Yang terbaik kita kumpulkan untuk menyelamatkan bangsa Indonesia," kata Prabowo di Padepokan Silat, Jakarta Timur).
Ketua Umum Partai Gerindra ini mengungkapkan, banyaknya utang Indonesia yang kian menumpuk. Membuat bangsa dan rakyat Indonesia semakin terpuruk dan sengsara.
"Ini kalau ibarat penyakit, saya katakan stadium sudah cukup lanjut, sudah lumayan parah. Utang menumpuk terus, kalau menurut saya, jangan disebut lagi lah ada menteri keuangan," ungkapnya.
"Mungkin (Ganti) menteri pencetak utang. Bangga untuk utang, (tapi) yang suruh bayar orang lain," cetusnya.
(*)
Komentar Via Facebook :