Kisah Haru Ratih, Temukan Sang Ayah di Batam usai 26 Tahun Terpisah

Kisah Haru Ratih, Temukan Sang Ayah di Batam usai 26 Tahun Terpisah

Ilustrasi.

Batam - 26 tahun lamanya Ratih (27) wanita asal Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara terpisah dengan sang ayah. Rasa penasaran membuatnya tak putus asa terus mencari keberadaan pria tersebut.

Hari demi hari selama ini dilewatinya tanpa kasih sayang seorang bapak. Rindu begitu kuat dalam batinnya. Ia pun yakin, orang yang dicarinya masih hidup hingga saat ini

Ratih telah berpisah dengan ayahnya sejak usia 10 bulan. Pria bernama Dayat itu merantau ke Batam untuk mencari peruntungan.

Dayat sempat bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik, Kawasan Industri Batamindo hingga 1993 dan tinggal di Rumah liar (ruli) sekitar kawasan Mukakuning, Sei Beduk hingga sekitar 1999.

 

Dayat sebelum merantau ke Batam.

 

Sampai akhirnya tempat tinggal Dayat di gusur. Sejak itu komunikasinya dengan keluarga terputus hingga 2019. Kabar terakhir yang mereka dapat, Dayat berencana untuk merantau ke Singapura.

Setelah 26 tahun 2 bulan tak pernah berkomunikasi, maupun berjumpa dengan sang ayah. Pada beberapa bulan terakhir, Ratih tiba-tiba terpikirkan untuk mencari ayahnya itu.

Berbagai cara ia lakukan, salah satunya dengan mencoba menghubungi jurnalis dari Pulau Jawa untuk membantu memposting ceritanya. Namun usahanya tak kunjung membuahkan hasil.

Mengingat sang ayah tinggal di Batam, Ratih kembali mencoba memberanikan diri menghubungi Batamnews, untuk mencari tahu nama lokasi yang sempat ayahnya tinggali.

Hingga akhirnya tim medsos Batamnews menyarankan untuk memposting foto, nama, alamat terakhir sang ayah di halaman facebook Batam.

"Beberapa bulan yang lalu tiba-tiba kepikiran mau cari ayah saya, takut ga ada yang urus. Terus beranikan diri hubungi admin instagram Batamnews. Saya disarankan posting di facebook grup Batam, siapa tahu terbaca informasinya," kata Ratih, Sabtu (19/10/2019).

Perjuangan Ratih bukan tanpa rintangan omongan tak sedap dari tetangga dan orang sekitar sering kali didengar. Terutama saran untuk tak melanjutkan pencarian.

Namun semangat Ratih masih tinggi, karena mendapat dukungan dari seluruh keluarga. Pada 16 Oktober 2016, perjuangan Ratih terbayarkan. Ada seorang laki-laki yang menghubunginya dan mengaku sebagai teman dari sang ayah.

Sempat ragu, Ratih pun juga mengajukan beberapa pertanyaan pribadi dan semua bisa dijawab dengan benar. Itulah untuk pertama kalinya Ratih kembali berkomunikasi dengan sang ayah.

"Karena banyak juga yang telepon ngaku-ngaku dan minta uang kepada saya. Makanya saya tanya nama-nama keluarga dan informasi pribadi, keluarga, dan ayah masih hafal semuanya. Berati benar itulah ayah saya," ucapnya.

Karena jarak yang begitu jauh, Ratih pun meminta ijin untuk melihat wajah sang ayah melalui video call. Haru, senang, dan sedih bercampur dalam perasaannya.

Anak dan ayah ini berurai air mata, terutama ayah yang melihat perjuangan anaknya mencari dirinya. Sosok yang dirindukannya selama puluhan tahun akhirnya bisa kembali bertatap muka.

"Ayah sempat nangis saat video call sambil bilang Ratih nyariin ayah? Tau kondisi ayah seperti itu saya juga sedih kenapa baru sekarang saya cari ayah. Saat video call ayah tampak kurus, dan tak terurus," ungkapnya.

 

Screenshot videocall Ratih dan sang ayah.

 

Tak hanya Ratih, derai air mata juga menyelimuti seluruh keluarga, terutama adik dan kakak kandung Dayat. Mereka yang selama ini tak mengetahui saudaranya masih hidup atau tidak, akhirnya kembali mendengar kabar.

Mereka pun sempat tak menyangka, anak yang telah terpisah puluhan tahun itu bisa menemukan ayah kandungnya kembali.

Ternyata kini, sehari-hari Dayat bekerja mencari ikan di danau untuk menopang kehidupannya. Dirinya pun tinggal di gubuk kecil pinggir Dam Duriangkang, Sei Beduk agar lebih mudah saat pergi memancing.

Ratih mengaku, melihat kondisi sang ayah, rasa bahagia bertemu sang ayah melalui video call terasa masih belum lengkap. Ratih berharap suatu hari bisa menjemput Dayat untuk kembali pulang ke Air Joman, Asahan dan merawatnya di hari tua.

"Sempet ayah tanya ada niatan tidak untuk ke Batam, sebagai anak saya sangat ingin, jika ada rejeki saya ingin ke Batam bawa ayah ke medan tinggal bersama saya. Ayah pun bilang ada niatan untuk pulang lebarang nanti, dia juga mengaku setelah saya mencarinya, dia lebih semangat lagi untuk mengumpulkan uang pulang," pungkasnya

(Dyah Asti)

 

Catatan redaksi:

Mari kita bantu mewujudkan mimpi Ratih yang telah 26 tahun memendam rindu terhadap ayahnya. Ratih ingin sekali segera bertemu dengan ayahnya, tapi terbentur biaya. Bila Anda tergugah, salurkan donasi Anda melalui:

Nomor Rekening PT Batam Media Siber Bank Mandiri Cabang Batam Centre: 109-0098-228827

*Silakan kirim bukti transfer Anda ke nomor Whatsapp: +62 811 7767893

Atas persetujuan Ratih, Batamnews Peduli berupaya membantu agar Ratih dan ayahnya segera bertemu dalam waktu dekat.

Terima kasih..

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews