Kabut Asap di Riau, Bisnis Masker Laris Manis

Kabut Asap di Riau, Bisnis Masker Laris Manis

Ilustrasi (Foto: Tribunnews)

Pekanbaru - Sejak kabut asap mengepung Riau imbas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bisnis masker laris manis. Masyarakat membutuhkan masker untuk mencegah kualitas udara buruk.

Masker yang biasanya dijual di toko obat dan apotik kini paling dicari warga Pekanbaru. Masyarakat membeli masker ini selama kabut asap mengepung Riau sekitar dua bulan terakhir ini.

Tidak hanya masyarakat, perusahaan atau komunitas masyarakat di Riau juga memborong masker dalam jumlah banyak.

"Banyak yang beli masker sejak kabut asap ini. Kalau warga biasanya beli jumlahnya sedikit. Tapi sekarang banyak komunitas warga yang belinya dalam jumlah banyak, katanya untuk disumbangkan ke warga yang terpapar asap," kata Hasan (45) pemilik toko obat di Jalan Subrantas, Pekanbaru.

Selain masker yang ada di toko obat atau apotek, masker dengan model yang berbeda juga ramai dijual di tepi jalan. Masker yang dijajakan ini berbahan dasar kain dengan pilihan warna beragam.

"Saya jualan ini sudah satu bulan sejak asap muncul lagi. Masker yang saya jual berbeda dengan yang di toko obat. Ini berbahan dasar kain, yang bisa dicuci kembali," kata Fuad (38) penjual masker di Jalan Subrantas.

Fuad menjelaskan, awal berjualan masker sebulan yang lalu pembelinya lumayan banyak. Namun sepekan terakhir ini, pesaing jualannya bertambah seiring asap yang semakin pekat.

"Waktu asap mulai banyak, jualan saya banyak yang beli. Tapi seminggu ini, yang beli berkurang. Ini karena banyak pedagang dadak lainnya berjualan yang sama. Walau pun begitu, pembeli tetap ada saja. Apa lagi kalau asap lagi pekat," kata Fuad.

Berbeda lagi dengan Bahtiar (50) yang biasa berjualan es tebu di pinggir jalan Sudirman, Pekanbaru. Kini, Bahtiar menambah jualannya dengan menjajakan masker lantaran kabut asap tebal.

"Sambil jualan es tebu, saya juga sekarang jualan masker. Jualan masker ini musiman saja kalau lagi ramai asap. Lumayan juga, banyak yang beli, harganya murah kok Rp 5.000 satu," kata Bahtiar.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews