Penyelundup Sabu di Berakit Beraksi Malam Hari, Warga: Jam 23 sampai 02

Penyelundup Sabu di Berakit Beraksi Malam Hari, Warga: Jam 23 sampai 02

Jarak Bintan dan Malaysia yang begitu dekat seperti terlihat di peta.

Bintan - Terungkapnya kasus penyeludupan narkoba sebanyak 120 paket dengan berat 119 Kilogram (Kg) oleh Polres Bintan, sekaligus membuka tabir bahwa Desa Berakit menjadi primadona bisnis haram antar negara. 

Hasil penelusuran awak media pada wilayah pedesaan yang berbatasan negara tetangga itu, Selasa (3/9/2019) siang memang tak dijumpai aktivitas yang mencurigakan apalagi beraroma ilegal.

Dimulai dari Pelabuhan Ferry Berakit seharga ratusan miliar yang tak kunjung beroperasi itu sampai Dermaga Semelur yang dibangun Dishub Bintan, hanya terlihat berbagai rutinitas yang dilakukan masyarakat pada umumnya.

Namun kondisi yang terbilang biasa itu akan berubah menjadi dramatis ketika memasuki suasan di malam hari. Pemandangannya seperti menceritakan bahwa desa ini sebagai pintu masuk kejahatan dari negara lain. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang warga Desa Berakit.

“Kalau siang gak ada apa-apa. Pemandangannya seperti biasa aja tapi kalau malam banyak yang beraksi dan seperti udah terstruktur,” ujar pria paruh baya yang namanya enggan ditulis ini.

Malam hari sekitar pukul 23.00-02.00 dini hari, sering dilakukan aksi penyelundupan di berbagai sisi pantai desa ini. Baik yang diselundupkan dari negara luar ke wilayah ini maupun sebaliknya.

Baca: Tiga Warga Bintan Selundupkan 120 Paket Sabu dari Malaysia

Menurut bapak dua anak ini, penyelundupan narkoba bukan hal tabu lagi bahkan sudah menjadi rahasia umum. Selain itu juga ada penyelundupan barang illegal dari sini ke negara tetangga termasuk pengiriman TKI.

“Sudah dari dulu desa ini jadi primadona bisnis haram antar negara. Mungkin para mafia menilai wilayah ini aman jadi aksi penyelundupan itu terus berjalan,” katanya.

Sementara itu, Ketua RW Desa Berakit, Firdaus mengatakan seharusnya ada dukungan atau perhatian khusus agar keamanan desa ini terjaga. Baik itu soal personel maupun anggaran.

“Kita harapkan ada perhatian khusus dari pihak terkait untuk bersama-sama meningkatkan keamanan di desa ini,” sebutnya.

Selain itu juga sarana dan prasarana seperti pos kamling. Apabila pos kamling dibangun permanen dan didukung fasilitas lainnya warga dapat memantau terus gerak-gerik mencurigakan di malam hari.

“Kami-kami nelayan sudah bertahun-tahun membantu aparat keamanan. Jadi semuanya harus ditingkatkan lagi demi desa ini,” ucapnya. 

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews