Lukman Sardi: Industri Film di Batam Bisa Seperti London

Lukman Sardi: Industri Film di Batam Bisa Seperti London

Pemeran Utama Film Gundala, Abimanya Aryasatya dan rekan mainnya Lukman Sardi (tengah) saat mengunjungi CGV Grand Mall Batam (Foto:Dyah/Batamnews)

Batam - Saat menggelar konprensi pers Film Gundala di CGV Grand Mall Batam, Lukman Sardi mengaku memerlukan 70 lokasi syuting untuk proses pembuatan film tersebut. Hal ini karena dinilai belum ada satu studio yang sesuai untuk proses green screen film itu.

Baca: Aroma Petir di Pembuatan Film Gundala

Batam sendiri memilili satu studio kelas internasional, Infinite Studio yang selalu jadi langganan film Box Office dan HBO. Banyak film yang lahir dari studio ini memperoleh penghargaan di Festival Film Internasional.

Namun menurut pemeran utama film Gundala, Abimana Arya Satya, Infinite Studio bukannya kurang mumpuni sebagai kelas studio Internasional. Hanya saja, set nya yang berbeda.

"Saya tau di Nongsa ada studio besar, dan ini bahkan sudah menjadi langganan pembuatan film untuk tayang diluar negeri. Tapi ada kebutuhan yang berbeda yang tidak bisa diterapkan Gundala disana," kata Abi, Senin (2/9/2019).

Film Gundala lebih mengarahkan kebutuhannya ke setting urban, sehingga membutuhkan banyak lokasi untuk pembuatannya. Hal ini membuat proses syuting Gundala memilih set lokasi yang sudah tersedia.

"Kebutuhan lebih ke urban, jadi kami mencari wilayah-wilayah yang kumuh, seperti misalnya pabrik yang kumuh, tempat set gerbong kereta api. Jadi kita engga cukup dengan satu gedung untuk set seluruhnya, karena akan memakan lebih banyak biaya," ujarnya

Sedangkan menurut artis senior Lukman Sardi, dia baru mengetahui jika ada studio seperti itu di Batam. Selama ini, syuting film sering dilakukan di Yogyakarta dan Bali, karena memiliki banyak lokasi yang sesuai untuk syuting film.

Adanya fasilitas Internasional yang dimiliki Batam seharusnya bisa dimanfaatkan dan didukung oleh seluruh pihak, baik masyarakat, pemerintah dan media. Dukungan ini merupakan kesempatan emas bagi Batam untuk ikut menjadi kota film seperti di London, terutama didukung dengan studio kelas Internasional

"Di London itu ada satu kota film, pemerintah menyiapkan semuanya dan 10 persen pajak dibalikin ke mereka. Ini kan jadi daya tarik tersendiri, dan ini bisa di create di Batam," jelas Lukman.

Yang menjadi pihak penentu terpenting dalam mewujudkan Batam sebagai kota film, menurut Lukman adalah Pemerintah Kota Batam sendiri. Pemko menurutnya harus bisa membuat regulasi yang mendorong Batam menjadi industri film seperti beberapa kota di Indonesia.

Jika film maker hanya akan terus berkarya, peran pentingnya pemerintah untuk perfilman Indonesia adalah mendukung pertumbuhan karya hebat melalui regulasi yang dibuat. Seperti mengatur bagaimana jalan industri, sehingga film lokal terproteksi.

Industri film yang terus tumbuh di Kota tersebut, akan memancing Sumber Daya Manusia (SDM) makin banyak.

"Bisa jadi nanti di Batam punya sekolah film yang besar. Kan selama ini hanya mengandalkan di IKJ. Kalau Batam bisa punya sekolah film yang besar, orang akan datang berbondong-bondong dan menghasilkan cineas-cineas yang bagus," paparnya.

Baginya, sekolah-sekolah film di Indonesia harus semakin banyak, sehingga tidak hanya tertumpu disatu tempat saja.

(das)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews