Industri Loyo dan PHK: Apa yang Terjadi di Batam?

Industri Loyo dan PHK: Apa yang Terjadi di Batam?

Ilustrasi Seorang pekerja memegang smartphone. (Foto: Reuters)

Batam - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto memberikan tanggapan atas masalah pertumbuhan industri di Batam dalam tren loyo beberapa tahun terakhir. Menurutnya, industri di Batam dihadapkan pada persoalan daya saing.

"Kita melihat itu terkait dengan daya saing dan logistik," kata Airlangga dikutip batamnews dari cnbcindonesia, Minggu (18/8/2019).

Namun, ia mengklaim tidak berpengaruh banyak pada investasi di Batam. Airlangga mengatakan potensi investasi untuk industri elektronik cukup besar. "Elektronik di Batam investasinya meningkat, seperti Pegatron. Nilai ekspor juga besar," katanya.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronik Kementrian Perindustrian, Harjanto, juga mengatakan, industri elektronik masih sangat menjanjikan di Batam.

"Kita kerja sama dengan Singapura, Nongsa, sehingga kita punya satu kluster sendiri. Kemudian kita punya politeknik sekarang khusus mendukung industri semi konduktor dan SDM diperlukan," ucap Harjanto.

Ihwal apa yang terjadi di Batam terkini, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar yang juga Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia tak banyak bicara.

Namun, Sanny bilang sebagian masalah ada pada pemerintah daerah. Sebelumnya jabatan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam dirangkap oleh Wali Kota untuk menghindari kemunculan 'matahari kembar'.

"Belum ada yang khusus tentang progres kawasan industri di Batam. Ini memang ada yang harus di-clear-kan. Ditunggu dululah, masih terkait dengan pemerintahan di sana," kata Sanny.

Industri Batam saat ini tengah menghadapi tren penurunan. Dua pabrik elektronik di Batam dikabarkan akan tutup pada 2019 dan 2020. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan ribuan pekerja terancam mendapat PHK di Batam.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, pertumbuhan industri manufaktur di Batam pada 2013 masih berada di angka 7,07% tetapi pada 2017 melorot menjadi tinggal 1,76%. Kondisi ini juga tergambar pada pertumbuhan industri manufaktur di Kepulauan Riau.

Catatan BPS pertumbuhan industri manufaktur di Kepulauan Riau, dalam tren melambat setahun terakhir. Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Kepulauan Riau Triwulan III-2018 sempat tumbuh positif 5,64% dibandingkan Triwulan II-2018.

Namun, pada triwulan IV-2018 melambat menjadi 3,79 persen dibandingkan Triwulan III-2018. Lalu pada triwulan I-2019 mengalami kontraksi perlambatan sampai 2,64% dibandingkan Triwulan IV-2018. Titik nadir terjadi, pada triwulan II-2019, sektor ini hanya tumbuh positif sebesar 2,55% dibandingkan Triwulan I-2019. Provinsi Kepulauan Riau, kontribusi industri manufaktur mencapai 36,86%

 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Batam mayoritas berasal dari industri pengolahan berkontribusi signifikan terhadap dengan sumbangsih sekitar 55%.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews