Bom Meledak di Benghazi Libya, Dua Staf PBB Tewas

Bom Meledak di Benghazi Libya, Dua Staf PBB Tewas

Kota Benghazi usai bentrok tentara Libya dengan para militan (Foto: Reuters)

Benghazi - Sebuah bom mobil meledak di kota timur Benghazi, Libya. Insiden ini menewaskan dua orang staf PBB.

Seperti yang dilansir AFP, insiden tersebut terjadi pada Sabtu (10/8/2019) di kawasan distrik Al-Hawari. Pejabat keamanan setempat mengatakan, kejadian itu menewaskan dua anggota PBB dan satu orang asing. Sedangkan korban lainnya mengalami luka-luka.

"Dua anggota misi PBB dan satu orang asing tewas. Sedikitnya delapan lainnya luka-luka, termasuk seorang anak akibat bom mobil di daerah perbelanjaan distrik Al-Hawari," kata pejabat itu.

Tidak ada klaim pertanggungjawaban langsung atas ledakan bom itu. Insiden ini terjadi saat rombongan PBB melewati daerah tersebut.

Diketahui, Benghazi merupakan kota kedua Libya dan menjadi tempat pemberontakan tahun 2011 ketika Presiden Muammar Kadhafi digulingkan. Kota ini memang kerap menjadi sasaran kekerasan para pemberontak. Para pemberontak biasanya menarget kantor-kantor diplomatik.

Beberapa di antaranya yakni serangan terhadap konsulat AS pada 11 September 2012 yang menewaskan duta besar AS Christopher Stevens dan tiga orang Amerika lainnya. Lalu pada 2017, orang kuat militer Khalifa Haftar telah mengusir kelompok garis keras Islam dan jihadis dari Benghazi usai pertempuran selama tiga tahun.

Haftar diketahui mendukung pemerintahan Libya yang berbasis di timur. Dia kemudian merebut Derna yang merupakan kota terakhir di Libya Timur.

Pemboman dan penculikan terus berlanjut. Serangan pada Mei 2018 menewaskan tujuh orang. Lantas pada Juli 2019 lalu, sebuah bom mobil juga meledak di pemakaman seorang mantan komandan tentara.

Seorang anggota parlemen Libya juga dikhawatirkan telah diculik oleh kelompok bersenjata di kota timur itu. Haftar saat ini mengendalikan sebagian besar Libya timur. Selai itu, awal tahun ini ia memerintahkan Pasukan Nasional Libya (LNA) yang dipimpinnya untuk membersihkan bagian selatan dari apa yang ia sebut sebagai 'kelompok teroris dan penjahat'.

Karena kampanye itu, LNA-nya diluncurkan pada bulan April sebagai upaya serangan untuk mengambil ibukota Libya dari Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui PBB.

LNA pada hari Sabtu mengumumkan gencatan senjata di sekitar Tripoli untuk festival Muslim tiga hari Idul Adha. Gencatan itu diajukan setelah pemerintah persatuan menerima syarat gencatan senjata yang diminta oleh PBB.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews