Musim Kemarau, Warga Rejai Lingga Pesan Air Bersih dari Pulau Lain

Musim Kemarau, Warga Rejai Lingga Pesan Air Bersih dari Pulau Lain

Air bersih yang diangkut dengan pompong dari pulau lain. Musim kemarau di Desa Rejai, Kabupaten Lingga ini juga membuka bisnis jual beli air bersih bagi pemilik pompong. (Foto: Ahmad Yani)

Lingga - Musim selatan di Kabupaten Lingga ditandai juga dengan musim kering. Sebagian pulau-pulau di Lingga pun mulai kekeringan air, pasalnya sumber mata air sudah tidak mengalir lagi.

Seperti di Desa Rejai Kecamatan Bakung Serumpun. Kecamatan baru di Kabupaten Lingga ini memang tidak memiliki banyak sumber mata air. Tanah di Rejai banyak bebukitan yang mengandung tanah bauksit.

Untuk mendapatkan kebutuhan air bersih, warga di Rejai banyak mengambil air di pulau lain menggunakan pompong--perahu kayu. Perjalanan ke pulau tersebut membutuhkan waktu sekitar satu jam.

Bagi sebagian warga yang memiliki perahu, musim kemarau ini bisa memberikan berkah. Banyak warga yang tidak punya perahu rela membeli air untuk kebutuhan rumah tangga.

Kekeringan yang terjadi beberapa hari ini, mendatangkan berkah bagi penjual air itu. Jika musim kemarau ini penjual air akan kewalahan melayani masyarakat.

“Yah musim kemarau kaya gini lumayan, banyak warga yang pesen, sampai sampai nggak bisa dipenuhi permintaan warga,” kata Pak Nang, penjual air bersih kelilling yang ditemui saat mengantar air di rumah warga.

Pak Nang mengantar air ke rumah warga menggunakan pompong. Sebagai daerah kepulauan, warga di Desa Rejai mendirikan rumah mereka di atas karang atau bibir pantai.

Pak Anang, mengatakan mengambil air di pulau seberang. Perjalanan ke pulau tersebut ditempuhnya sekitar satu jam. Pada musim angin selatan saat ini, Pak Anang tidak berani membawa air melebihi kapasitas pompongnya. Gelombang di laut saat ini sedang kuat dan tinggi.

“Tak berani saya bawa air banyak-banyak. Gelombang saat ini sangat tinggi,” terang Pak Anang.

Warga menggunakan air bersih untuk mencuci piring, mandi, dan memasak, “Ini juga mau nganter buat orang yang lain,” terangnya sambil menerima telpon dari pelanggannya.

Lelaki yang juga bekerja sebagai penampung seafood di Rejai dan mengaku kewalahan menerima pesanan air bersih dari warga di Bakung Serumpun.

“Kalau dua minggu lagi nggak turun hujan, kewalahan saya menuhin pesanan warga, sekarang ajah udah banyak yang pesan,” jelas dia.

Sementara, menurut warga lainnya ia merasa sangat terbantu akan air bersih dari Pak Anang ni. Karena, air sumur miliknya kini sudah menguning.

“Sampai sekarang belum ada bantuan air bersih , kalau pesen ke Pak Anang cepat walaupun ngeluarin biaya,” kata warga.

(aan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews